Lihat ke Halaman Asli

Darurat Kekerasan terhadap Anak, KPAI harus Profesional dan Solid

Diperbarui: 13 Juni 2017   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Akhir-akhir ini kasus-kasus kekerasan terhadap anak semakin sering terjadi di negeri ini. Maraknya kasus kekerasan anak tidak boleh kita biarkan terus menghiasi media pemberitaan. Hal ini sangat memprihatinkan publik.

Kasus penculikan, pemerkosaan, penyiksaan bahkan sampai pembunuhan banyak terjadi terhadap anak dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data KPAI mencatat ada 1000 kasus kekerasan pada anak dalam kurun waktu selama tahun 2016. Jumlah ini bisa meningkat karena ada laporan dari Polri dan jajarannya. KPAI menyatakan, kekerasan pada anak selalu meningkat setiap tahunnya.

Sungguh sangat miris dan ironis jika kita melihat kondisi saat ini, Indonesia berada dalam kondisi darurat kekerasan terhadap anak.

Menurut politisi PKB Maman Imanulhaq yang juga wakil ketua Fraksi PKB menyatakan, "Butuh langkah kongkrit dari semua pihak dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap anak".

Maman menambahkan, kita mempunyai Lembaga negara yang menangani perlindungan anak seperti KPAI, maka perlu kita dorong dan support agar KPAI semakin profesional dan solid dalam menjalankan fungsi-fungsi perlindungan terhadap anak.

KPAI pun harus semakin mengukuhkan eksistensinya sebagai lembaga negara yang memang konsen terhadap upaya perlindungan anak. Sehingga masyarakat merasa terbantu dengan hadirnya KPAI dalam pencegahan kekerasan anak dan juga upaya perlindungan anak.

Demikian harapan yang dituturkan oleh politisi PKB ini disela-sela proses uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Komisioner KPAI di DPR pada Senin (5/06).

Hal itu tentu perlu menjadi perhatian kita bersama, bukan hanya pemerintah saja namun masyarakatpun harus ikut bersama-sama mengawal dan mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan terhadap anak semakin meningkat.                        




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline