Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Mendaki Puncak Hakikat Diri

Diperbarui: 16 Juli 2019   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Doa-doa telah di langitkan, jutaan pasrah yang berawal dari harap, tikungan-tikungan perjalanan yang menyerap. Pada pagi dan senja yang silih berganti, pada awal malam dan akhirnya yang membumbung tinggi

Tangga pertama berisi penyerahan jiwa, dengan air mata dan sesal membilas dosa, menuangkan aneka khilaf dengan keikhlasan. Menapak anak tangga demi anak tangga, mengikat jiwa pada sang pencipta

Tiada tujuan sejatinya tujuan, tiada persinggahan sebenar persinggahan. Pada sang pencipta awal kejadian, pada sang pemelihara kesucian jiwa di pasrahkan, pada-NYA yang menulis dengan kalam

Mungkin ini perjalanan yang sunyi, tida harap puja dan puji. Kwalitas diri hanya untuk sang pemberi, kemantapan jiwa bagi sang pemilik akhir yang sejati. Mendaki puncak hakikat diri, menyibak hijab yang menyelubungi mata hati

Bagan batu 16 juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline