Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Ku Biarkan Bunga Itu Menikam Hati

Diperbarui: 16 Mei 2019   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Menjemput kepulanganmu sore ini,serasa merobek kembali memory sedih itu berulang kali.bagai irisan irisan hati yang tertata rapi tapi mengundang pedih,mengungkit kembali luka nyeri bersama mimpi,adalah tragedi bodoh yang mesti ku jalani

17.50 wib waktu kereta memasuki stasiun ini,bersamaan dengan rasa pedih yang kembali menikam hati,jutaan benci tapi masih di selimuti rindu semakin membungkam gelora hati.ku lihat hadirmu di stasiun,bagaikan kilatan pedang yang siap memanggang segenap rasa gemuruh di dada

"selamat datang masa lalu yang menyakitkan",akhirnya kata kata itu yang tercetus di perasaan,tapi tak mampu ku ungkapkan.ketika wajah sendumu mendahuluiku menyapa dalam diam,"kang maafkan penghianatanku di masa lalu"

aku hanya mampu terbungkuk bungkuk dalam diam,menghitung jejak langkah yang panjang meninggalkan.antara maaf dan tega melihat penderitaan di wajah ayunya,aku terpaku diam di ramainya suasana,hingga tangan halusmu melingkar di  pinggang,ku rasakan tetes air mata menyiram segala pedih di hati

Bagan batu 16 mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline