Lihat ke Halaman Asli

IMRON SUPRIYADI

Jurnalis Tinggal di Palembang

Film “Meniti 20 Hari” Berdayakan Seniman Muhammadiyah Sumsel

Diperbarui: 7 Juni 2016   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film Sang Pencerah yang berkisah tentang pendiri Muhammadiyah, KHA Dahlan, boleh saja lebih dulu lahir. Tapi bicara pemberdayaan potensi seni dan Sumber Daya Manusia (SDM) di lembaga Muhamamdiyah, hanya Film Meniti 20 Hari (M20H) yang menjadi pelopornya.

Sebab film M20H ini, adalah film perdana yang diproduksi Muhammadiyah, melalui Lembaga Seni Budaya Olah Raga (LSBO) PP Muhammadiyah. Baik produser dan pemain, yang nyaris mayoritas pemula, didominasi diambil dari Muhamamdiyah Sumatera Selatan.

Dipilihnya pemain baru dari tubuh Muhammadiyah ini, disebut Drs Sukriyanto, M.Hum, Ketua LSBO PP Muhammadiyah sebagai upaya dalam menggali potensi seni di Muhammadiyah. “Kalau bicara potensi seni di Muhammadiyah sangat banyak. Makanya dengan produksi film ini, kita akan menggali sekaligus membuktikan bahwa di tubuh Muhammadiyah punya potensi seni, salah satunya seni film ini,” ujarnya saat peresmian pengambilan gambar pertama film M20H diTaman Wisata Hutan Punti Kayu, Palembang pekan silam (23/5/2016).

Menurut Sukri, bila dikalkuasikan jumlah penonton, Muhammadiyah se-Indoensia mencapai 30 juta lebih. Menurutnya, bila diambil 10 persennya, jumlah penonton film M20H bisa melebihi jumlah penonton film lainnya. “Kalau dari 30 juta kemudian ada sepuluh persennya jadi penonton film ini, itu sudah bisa mengalahkan jumlah penonton film lain di Indonesia,” ujar Sukri optimis.

Oleh sebab itu, film M20H yang mengambil setting di Sumatera Selatan ini, menjadi starting point dan pertaruhan kualitas produk, terutama film yang diproduksi oleh Muhammadiyah. Melalui film ini, menurut Sukri sekaligus untuk memangkas cara pandang sebagian orang yang mengatakan, ukuran kualitas film selalu idnetik dengan ada dan tidaknya artsi dalams ebuah film. Sementara film M20H ini nyaris tidak melibatkan artis dalam proses penggarapan.

“Film ini kita jadikan acuan, sekaligus untuk mengubah cara pandang masyarakat, kalau kualitas film itu tidak diukur dari ada dan tidaknya artis top yang terlibat didalamnya. Tapi kita coba melawan pola pandang seperti itu dengan memberdayakan potensi seni di Muhammadiyah, terutama di Sumatera Selatan,” ujarnya.

Film yang disutradarai Ari Musbarianto ini paling tidak ada deretan nama barau yang menajdi pendukung film M20H. Mayoritas, mereka adalah bintang film dadakan, yang sama sekali tidak memiliki latar belakang teater. Namun diantara mereka semuanya berasal dari lembaga Muhammadiyah.

Diantaranya : M Rozy (Cucu KH A.R Fachruddin), Restu Ananda Putra, Bagus Rama Putra EP,M Andreanto Wibisono, Suwaibatul Aslamiyah (Mia) dan Clara Vina Saputri (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang-UMP), Angel Triananda, Ayu Septi Putri (Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan-STIKES Muhammadiyah Palembang), M Rifaldi Rauf (mahasiswa STIKES Aisyiah Palembang), Muhammad Muttaqien (Ka.Bag.Perlengkapan dan Rumah Tangga STIKES Aisyiah Palembang), Ari Yulianto (Kasubag.Kepegawaian STIKES Aisyiah Palembang) dan Joko Hendra Saputra (Admin Umum STIKES Aisyah Palembang), Yosep Sutrisno (Alumnus UMP), Arfan (Akademisi UMP) dan Alzaref Dwi Trasuka (Alumnus SMA Muhammadiyah I Palembang).

Penjaringan pemain baru di lingkungan Muhammadiyah melalui proses casting di tiga lembaga, yaitu di UMP, STIKES Aisyiah dan STIKES Muhammadiyah. Lembaga lain yang juga menjadi lokasi casting di awal April 2016 itu, Kopi Hitam Management (KHM) Palembang, sebuah lembaga yang konsen pada pelatihan jurnalistik dan broadcasting.

Keyakinan Sukri akan hadrinya jumlah penonton dari lembaga Muhammadiyah, karena lembaga ini memiliki lembaga lain yang juga menjadi bagian dari Muhammadiyah.

Lembaga-lembaga itu adalah, 'Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah), Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah (Putri Muhammadiyah), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (Gerakan kepramukaan) dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Perguruan silat).**




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline