Lihat ke Halaman Asli

Nisfa Elfianti

Script Writer

Apakah Kehadiran Citizen Journalism Berdampak pada Jurnalistik Profesional?

Diperbarui: 9 Desember 2019   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by jurnalposmedia.com

BOGOR -- Kegitan jurnalistik saat ini dapat dilakukan oleh masyarakat awam, yang bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan atau pengetahuan terkait dengan dunia jurnalistik. Proses mengambil gambar, merekam video, atau menulis berita singkat terkait suatu peristiwa di lingkungan sekitar dapat dilakukan secara spontant oleh masyarakat.

Kegiatan tersebut memiliki istilah citizen journalism atau jurnalisme warga. Dimana masyarakat secara bebas melakukan aktivitas pelaporan suatu peristiwa dan akan menyebarluaskannya melalui berbagai media sosial yang dimiliki. Ataupun bisa mengirimkan laporan tersebut kepada media-media arus utama dan nantinya laporan tersebut akan disajikan di media tersebut, baik media cetak, radio maupun televisi.

Citizen journalism di Indonesia pertama kali ada ketika peristiwa bencana alam Tsunami di Aceh pada tahun 2004. Dimana salah satu warga yang menjadi korban di sana merekam tragedi tersebut secara langsung. Hal tersebut menjadi cikal bakal kegiatan citizen journalism yang sampai saat ini terus berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.

Reporter Harian Pagi Radar Bogor, Wilda Wijayanti, menuturkan bahwa saat ini citizen jornalism cukup berkembang terutama dengan adanya teknologi yang mumpuni.

"Citizen journalism ini cukup berkembang sekali dengan kecanggihan teknologi, terutama pada masyarakat yang peka terhadap peristiwa sosial atau hal yang terjadi di sekitarnya. Mereka bisa menutupi celah-celah sumber informasi, dimana wartawan profesional itu kan tidak bisa meng-cover semua," ungkapnya ketika ditemui di Kantor Harian Pagi Radar Bogor, kemarin (9/12).

Adanya citizen journalism sengaja atau tidak, tentunya memiliki dampak bagi keberadaan jurnalistik profesional. Dampak tersebut bisa saja membantu ataupun menyaingin para wartawan profesional. Menurut Wilda, citizen journalism membantu para wartawan profesional dalam mendapatkan informasi.

"Itu memang secara tidak langsung cukup membantu, artinya mereka biasanya adalah orang pertama yang tau atau orang terdekat yang tau persis mengenai peristiwa yang sedang terjadi.  Bisa menjadi ibaratnya perpanjangan tangan dari wartawan dan bisa menjadi sumber informasi juga untuk wartawan profesional," ujarnya.

Dirinya juga berpendapat bahwa citizen journalism juga menjadi sumber informasi yang tepat dan akurat. "Tapi disisi lain kita juga harus konfirmasi ulang dengan apa yang sudah mereka sampaikan. Konfirmasinya kepada narasumber terkait. Jadi jika citizen jornalism ini mengirim suatu peristiwa kita harus konfirmasi lagi misalkan ke polisi, agar kita juga gak asal mengambil begitu saja informasi tersebut jadi harus double check juga," tambah Wilda.

Dalam melakukan kegiatan citizen journalism, Wilda membagikan tips agar masyarakat dapat menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi sekitar.

"Jangan menutup mata dengan apa yang ada di lingkungan sekitar, harus peka dengan apa yg terjadi jangan acuh, harus peduli. Tapi juga jangan sembarangan mengambil informasi begitu saja dengan hanya apa yang dilihat, belum tau kejelasanya tapi langsung diviralkan begitu saja. Harus di konfirmasi dahulu kebenarannya. Nanti jatohnya malah akan menyebarkan hoaks, itu kan jadi akan bermasalah dan gak bagus untuk yang diberitakan dan yang memberitakan," tandasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline