Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Infeksi Cacingan Ancaman Masa Depan, Imbas Perubahan Iklim

Diperbarui: 27 Februari 2024   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi- Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Pernah dengar iklan obat cacing dengan penyataan: "Anak Ibu Cacingan?".  Gangguan kesehatan sejak zaman baheula yang masih saja jadi masalah di zaman now ini.  Bahkan kemungkinan anak ibu cacingan tetap akan ada di masa depan dan lebih parah.

Loh kok bisa, bukankah harusnya pengobatan lebih baik? Bisa, menurut kesimpulan tim internasional yang dipimpin peneliti dari Universitas Pennsylvania karena seiring dengan perubahan iklim dalan studinya yang dirilis di Ecology Letters, 25 Februari 2024.

Perubahan iklim bukan hanya menyebabkan kenaikan suhu, tetapi juga kelembapan.

Tim Peneliti mengembangkan model untuk mengkaji bagaimana cacing parasit, khususnya spesies yang menginfeksi ternak dan satwa liar, merespons perubahan suhu dan kelembapan.

Mereka juga mengamati bagaimana variabel-variabel tersebut dapat mempengaruhi risiko infeksi dan berkembangnya penyakit panas baru. tempat di masa depan.

Temuan ini, yang mungkin menunjukkan perilaku serupa pada cacing yang menginfeksi manusia, dapat memandu perbaikan dalam pengelolaan ternak dan intervensi kesehatan masyarakat di daerah endemis.

Guru Besar Biologi di Penn State dan penulis senior studi Isabella Cattadori tersebut mengatakan kita  perlu memahami bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi masa depan infeksi ini

"Apakah kondisinya akan menjadi lebih buruk? Apakah mereka akan berpindah ke habitat lain dan menciptakan titik api baru? Akankah mereka bermutasi dan berkembang menjadi infeksi yang lebih patogen?" ujar Cattadori seperti dikutip dari situs Universitas Pennsylvania

Cacing Parasit Menginfeksikan 25 Persen Populasi Dunia

Cacing parasit, khususnya cacing yang ditularkan melalui tanah, umum terjadi dan menginfeksi sekitar 25% populasi manusia global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline