Lihat ke Halaman Asli

Junirullah

Penulis

Hari Museum Aceh Juga Masuk Daftar Hari Museum Nasional

Diperbarui: 9 Oktober 2021   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Museum Aceh Rumah Tradisional, di gambar oleh. Junirullah

Hari 12 Oktober 2021 peringatan Hari Museum Nasional Republik Indonesia, se-Nusantara, tampilkan museum masing-masing daerah kita agar lestari membumi di dunia.

Kondisi museum Aceh baik-baik saja, meski belum pulang melihat tanah kelahiran, pasti mereka pegawai pelestarian tradisional Aceh menjaga dengan baik tempat museum Aceh ini seperti gambar ilustrasi diatas.

Pasca korona sementara tutup, karena tak boleh ramai-ramai berkunjung, hanya dibatasi dengan jarak mengikuti protokol,

Tarif masuk gratis tak pernah bayar setahui kami, kalau sekarang ada tarif itu diluar sepengetahuan kami,

Saya hanya melihat dan pemandunya itu biasa hanya dipakai saat wisatawan dengan translater bahasa asing jika diperlukan dan mereka memang sudah ada dimasing-masing travel,

yang paling berminat adalah rumah adat Aceh itu adalah seperti rumah zaman ku dulu, indatu nek moyang membuat rumah sejuk dan terasa dingin didalamnya karena terbuat dari kayu simantok asli, dengan bak mane, bak nibong, dan pelepah nibong, dengan atap asli rumbia,

Kenangannya adalah saat top padee (jeungki) merupakan alat tradisional penumbuk padi, pada musim panen berlangsung, jeungki itu selalu berbunyi dan anak-anak menunggu geuleupak gob top, 

artinya anak-anak menunggu  makanan yang hasilnya itu seperti perkedel lamkamegogo, yang dinamakan geuleupak atau gelepek dan rasanya uenak karena habis bermain pasti anak-anak terasa lapar, 

dan gelepek inilah yang menjadi makanan kesukaan anak-anak pada masa 1982 sampai mungkin 1987, waktu masih ada alat tradisional penggilingan padi ala tradisonal, setelah masuk mesin industri, 

lambat laun jeungki tradisional tidak dipakai lagi, dan menjadi kenangan seperti anak-anak menaiki kuda lumping sambil berbaris cilupba.. kasihan mereka karena kenangan hanya tinggal memori melawan lupa, dan tinggal kenangan semata kojang-kojang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline