Lihat ke Halaman Asli

Jumari Haryadi Kohar

TERVERIFIKASI

Penulis, trainer, dan motivator

Mengintip Musala Unik Tanpa Nama di Rest Area Manyaran KM 05

Diperbarui: 30 Agustus 2019   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MusalaTanpa Nama di Rest Area Manyaran KM 05 (Sumber: J.Haryadi)


Melakukansebuah perjalanan panjang menggunakan kendaraan tentu sangat melelahkan . Jika badan sudah terasa kurang nyaman,sebaiknya beristirahat. Apalagi kalau sempat menguap beberapa kali karenamengantuk. Jangan paksakan diri untuk melanjutkan perjalanan. 

Berkendaraandalam kondisi kurang fit, efeknya sangat berbahaya. Jika kita sempat tertidur,walau hanya beberapa detik, bisa mengakibatkan kecelakaan. 

Oleh sebab itusebaiknya kita berhenti sejenak di tempat peristirahatan. Kehilangan waktuhanya beberapa menit untuk beristirahat itu lebih baik daripada kita haruskehilangan nyawa.

Saatperjalanan pulang dari Jember menuju Bandung kemarin - Kamis, 29 Agustus 2019 , saya dan rekan seperjalanan melalui jalan tol dan sempat mampir di Rest Area Manyaran KM 05, Semarang, JawaTengah. Saat itu waktu menunjukkan pukul 08.45 WIB dan suasana cerah sekali.

Sinar matahari begitu indah menyinari bumi dan langit pun terlihat biru, hampirtanpa mega yang biasanya selalu menyelimutinya.

Sudahmenjadi rahasia umum, kalau kita berhenti di rest area, tujuan utama kitabiasanya cuma ada empat macam. Pertama, karena kita mau buang air kecil. Kedua,karena mau isi bensin. 

Ketiga, karena urusan perut alias lapar, dan keempat,karena sengaja mau beristirahat untuk menghilangkan penat, melepas lelah.

Dua rekanseperjalanan saya memilih buang air kecil, lalu beristirahat. Sementara sayasendiri sedikit berbeda, memilih opsi lainnya. Saya justru tertarik melihatsebuah musala unik nan cantik yang bertengger di sisi jalan rest area, tak jauh dari tebing yangcukup curam. Anehnya lagi, musala ini tanpa nama. 

Saya berkeliling mencariplang nama musala ini, hasilnya sia-sia. Memang pembuat musala ini lebihmementingkan manfaat daripada sekadar nama. Luar biasa! 

Tanpa pikir panjang, saya mengambil handphoneyang tersimpan di tas kecil dan mulai mengamati bentuk musala tersebut dariberbagai sudut, lalu memotretnya. Sekali-kali saya juga ikut narsis denganberselfie ria. Hasil jepretan pertama saya dari kamera handphone bisa kita lihat di sini.


MusalaTanpa Nama di Rest Area Manyaran KM 05 (Sumber: J.Haryadi)

Penulisberselfie ria di depan musala Rest AreaManyaran KM 05 (Sumber: J.Haryadi)

MusalaRest Area Manyaran KM 05 (Sumber:J.Haryadi)

Usaimemotret, saya melaksanakan hajat buat air kecil, cuci muka, sekalian berwuduuntuk melaksanakan salat Duha di musala tersebut. Posisi toilet dan tempatberwudu terpisah. 

Toiletnya berupa sebuah bangunan tertutup yang di dalamnyaterdapat urinoir - tempat buang airkecil untuk pria dan beberapa buah kamar WC -- singkatan dari water closet, tempat buang air besar. 

Posisi tempat mengambil air wudu ada di sisiTimur musala dan letaknya agak di bawah. Sementara itu pintu masuk musalaberada persis di depannya. Setelah berwudu, kita bisa langsung masuk ke musalatersebut dengan melewati beberapa anak tangga terlebih dahulu.


TempatAir Wudu Musala Tanpa Nama (Sumber: J.Haryadi)

Kembalisaya dibuat takjub dengan desain interior musala Rest Area Manyaran KM 05 ini.Betapa tidak, bagian dinding dan atapnya indah sekali. Kombinasi bentuksegitiga yang mendominasinya telah dibuat sedemian rupa, sehingga dinding initerlihat seperti tembok tebal dengan lekukan yang keren, bagaikan seorangbinaragawan berotot dan bertubuh kekar.


Interiorbagian dalam Musala Tanpa Nama (Sumber: J.Haryadi)

Usaisalat, saya kembali memperhatikan desain interior musala dan keadaan disekelilingnya. Setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata dinding ruanganbagian dalam musala tidak terbuat dari semen dan pasir, melainkan kombinasibahan dari kaca dan kayu lapis, sedangkan kerangka bangunannya terbuat daribesi. 

Khusus bagian atas terdapat kipas angin berukuran besar, tergantung diatas plafon yang terbuat dari kayu lapis juga. Hanya lantai yang terbuat darisemen, pasir, dan keramik, serta dilapisi dengan karpet.


Interiorbagian dalam Musala Tanpa Nama (Sumber: J.Haryadi)


Penulisberpose di bagian dalam Musala Tanpa Nama (Sumber: Tukis)

Musalaini tergolong bagus, bersih, dan nyaman. Saya merekomendasikan Anda yangkebetulan melalui rute ini untuk mampir ke sini. Namun, ada sedikit himbauankepada Anda, sebaiknya selepas menunaikan salat, kembali merapikan perangkatsalat yang sudah digunakan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline