Lihat ke Halaman Asli

julio purba kencana

Hanya orang di persimpangan kiri jalan

Matinya Daya Kritis Mahasiswa

Diperbarui: 13 September 2022   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (foto:kompas.com)

Budiman sudjatmiko adalah salah satu mantan aktivis 98 selain adian napitupulu, fahri hamza, dan lain-lain. mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang peka terhadap kondisi negara di zaman mereka.

Kesadaran ini menjadikan mereka menjadi mahasiswa-mahasiswa yang kritis dan berani mempertanyakan bahkan menentang kediktatoran presiden soeharto masa itu.

Keberanian mereka serta krisis di zaman itu, telah menjadikan mereka generasi-generasi muda yang luar biasa di zamannya. 

Keberhasilan mereka dalam menggulingkan tirani soeharto di pemerintahan menjadi bukti bahwa generasi muda di tahun 1998 tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai mahasiswa mereka berhasil membawa negara ini keluar dari masa krisis dengan daya kritis yang mereka miliki

Sekarang zaman telah berubah, perjuangan dan tugas Budiman dan teman-temannya sebagai mahasiswa kritis pembela negara dari tirani dan kediktatoran sudah berpindah ke generasi di zaman ini. 

Namun apa yang Budiman sudjatmiko dan teman-temannya harapkan tidak dapat menjadi kenyataan. Kemajuan teknologi, era globalisasi, hingga generasi strawberry telah membuat generasi zaman ini menjadi generasi yang manja. 

generasi yang mudah mempercayai segala sesuatu yang ia terima tanpa mau memvalidasi kebenaran yang sebenarnya. Atau jika boleh saya bahasakan sebagai matinya daya kritis mahasiswa. 

Generasi atau mahasiswa zaman sekarang cenderung melupakan sejarah dan tidak mau belajar. Hal ini tampak dari orasi-orasi mereka tentang kebebasan berpendapat dan isu-isu yang mereka suarakan di jalan-jalan.

 Padahal isu-isu yang mereka orasikan serta kebebasan berpendapat yang mereka pertanyakan tidak pernah benar-benar mereka selidiki kebenarannya. 

Dalam hal ini, dapat kita lihat bersama tentang sikap mereka yang terlalu apatis, anarkis, bahkan sarkas mereka pandang sebagai sikap kritis. Mereka tidak pernah menyadari bahwa mereka telah digunakan oleh elite politik sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline