Lihat ke Halaman Asli

Jumari (Djoem)

Obah mamah

Kering di Musim Hujan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bangsa ini masih angkuh untuk mengakui kemiskinannya. Meskipun kaya raya alamnya. Betapa tidak semua harapan dan semua asa yang menuju kepada kesemakmuran rakyat serasa buntu dan dibuntukan. Bolehkan jika aku bilang, kering meskipun hujan. Nurani kamarintah sudah terlalu simbuk untuk memikirkan egonya sendiri, harapannya, dan sibuk menikmati popularitasnya, dengan berbagai macam fasilitas pendukungnya. Begitupun masih disibukkan juga untuk membuat proyek milyaran tanpa harus berpaling kepada si miskin. Hujannya tak kunjung reda, seperti air bah yang turun dari langit, sayangnya bumi masih tetap kering kerontang seperti musim kemarau yang panjang. Hukum alam yang tidak pernah ada ya?? Pastilah,,kenapa kita semua melawan hukum alam, hal yang seharusnya tidak ada diadakan dan dibudayakan. Ketika nurani mati, maka yang ada hanyalah binatang-binatang yang pinter berdiplomasi di depan corong2 kekuasannya. Adigang adigung adiguna, semena-mena, tak punya perasaan dan tak berasa. Itulah wajah para pemimpin kita, hukum kita, dan sebagian telah menggerogoti jiwa rakyat kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline