Lihat ke Halaman Asli

Penolakan Klaim Teritorial RMS di Maluku

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1398748780528894016

Pasca aksi demo FKM-RMS di Ambon beberapa waktu lalu (25/4), timbul rasa kekecewaan dari masyarakat Maluku yang tengah disibukkan oleh rutinitasnya sehari-hari. Ternyata, masih saja ada orang-orang yang terhasut oleh provokasi untuk melakukan aksi demonstrasipada HUT RMS di Kota Ambon. Sebagian besar dari mereka adalah para orang tua yang salah satunya menjadi buronan aparat kepolisian terkait kasus pengibaran bendera RMS pada peringatan Harganas tahun 2007.

Awalnya, masyarakat Maluku tidak sependapat dengan pihak aparat keamanan yang selalu manambah kekuatan pasukannya jelang 25 April, karena beranggapan masyarakat Maluku kini semakin cerdas untuk mencerna setiap provokasi yang dilancarkan oleh orang-orang yang masih berkeinginan Maluku menjadi sebuah negara yang berdaulat. Jika ada pengibaran bendera pada hari itu, maka merupakan sebuah skenario yang dilakukan aparat keamanan itu sendiri agar mereka tetap bercokol di bumi Maluku.

Hingga Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Eko Wiratmoko (24/4) sempat mengatakan Saat ini kondisi Kota Ambon sangat aman dan kondusif. Tingkat kesadaran dan ketahanan warga pun sudah sangat baik dalam merespons berbagai upaya provokasi dari pihak-pihak yang tidak menginginkan kedamaian di Ambon.” Sementara Kapolda Maluku, Brigjen Murad Ismail juga turut mengamininya, seraya mengatakan bahwa "Pada 25 April tidak ada pengamanan istimewa, karena itu sifatnya hari biasa."

Namun pada kenyataannya terjadi juga aksi demo yang dilakukan oleh segelintir masyarakat Maluku yang merupakan simpatisan dan pendukung FKM-RMS di hari yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat maupun aparat keamanan di Ambon dalam kondisi aman dan kondusif.

Itulah mengapa, kini bermunculan komentar dari masyarakat yang mengutuk aksi provokasi sesat RMS dan menyayangkan bahwa masih ada masyarakat Maluku yang terpancing dengan provokasi murahan tersebut. Salah satu contohnya adalah masyarakat Pulau Kisar, Maluku Barat Daya (MBD) yang menolak keras klaim wilayah teritorial RMS di Pulau Kisar, MBD.

[caption id="attachment_321819" align="aligncenter" width="465" caption="Penolakan terhadap klaim teritorial RMS di Pulau Kisar, MBD (printscreen from facebook.com)"][/caption]

Bagaimana dengan daerah yang lain?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline