Lihat ke Halaman Asli

Wisata Rohani di Kabupaten Klaten

Diperbarui: 22 September 2022   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Semenjak hijrah ke Klaten, saya berusaha beradaptasi di antara pertentangan budaya Kasunanan dan Kasultanan. Meskipun notabene saya berasal dari Karanganyar yang merupakan daerah kekuasaan Mangkunegaran. Ada beberapa perbedaan fundamental tentang cara mengaplikasikan adat kebudayaan dan tutur bahasa kesopan-santunan sosial.

Sebab tidak terkenalnya Klaten sebagai sebuah kabupaten yang memiliki 26 kecamatan, sebagian warganya lebih bangga mengaku dirinya sebagai orang Solo (Surakarta) atau Jogja (Yogyakarta). 

Dilihat dari basis suporter yang terbelah menjadi dua kubu (Paseopati dan Slemania). Kecemasan lainnya, Klaten dianggap sebagai kota mati - tempat singgah sementara - sebab kondisi geografis yang diapit dua kota besar Jogja dan Solo. Masyarakat Klaten banyak nongkrong dan liburan ke luar kota karena minimnya tempat tongkrongan yang hits.

Namun di antara rendahnya penilaian mengenai Klaten (baca: lebih dikenal Ponggok), daerah ini punya daya tawar wisata rohani yang fenomenal. Bahkan sejak awal menginjakan di kabupaten ini, baru tahu betapa melimpahnya tempat ziarah yang bisa dikunjungi santri digital seperti saya ini. Tentu yang paling utama dikunjungi adalah makam Kiai Melati sebagai tokoh ulama yang menjadi cikal bakal istilah Klaten.

Makamnya di tengah kota Klaten, tepatnya di Kampung Sekalekan, Klaten, Klaten Tengah, Klaten. Kiai Melati merupakan sosok yang babat alas wilayah Klaten. Kata Kiai Melati kemudian muncul menjadi kata Mlaten sebagai sebutan wilayah tempat tinggal Kiai Melati dan sekitarnya. 

Kata Mlaten lambat laun berubah menjadi Klaten. Ada juga yang menafsirkan Melati diambil dari kata malati (mengeluarkan tulah). Itulah kenapa perlu hati-hati sama warga yang asli keturuanan Klaten, omongannya malati. 

Namun ada yang lebih fenomenal dari sosok Kiai Melati yang wajib diziarahi ketika berkunjung ke Klaten, yakni makam pancer wilayah Klaten. Beliau punya pengaruh besar semasa hidupnya menyebarkan agama dan budaya. Sampai ketiganya menjadi tempat ritual wajib "sarjana kuburan" di Klaten.

Berikut daftar lokasi wisata rohani yang direkomendasikan ketika berkunjung ke Klaten:

Ki Ageng Gribik

Bernama asli Wasibagno Timur yang masih keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V. Dikenal sebagai penasehat Sultan Agung yang juga leluhur dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Lokasi makam beliau terdapat di Jatinom, Klaten.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline