Lihat ke Halaman Asli

John Lobo

Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku

Zo Wuwu Mai: Ekspresi Kemurahan Hati Masyarakat Lokal

Diperbarui: 6 November 2021   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bhuja Kawa dalam genggaman. Dok. pribadi

Ritus Wuwu Mai dilaksanakan setelah acara sedo berakhir. Tanpa jeda masyarakat yang terlibat dalam prosesi sebelumnya langsung menyiapkan diri untuk ritus yang dimaksud. Salah satu kanun yang wajib dilakukan ketika akan memasuki tahapan ini adalah melepaskan beberapa aksesoris yang seperti Tuba dan Sau. Dari pihak Teke Wesu (Sa'o Patola) menyiapkan Bhuja (sejenis tombak).Setelah itu Bhuja diserahkan kepada empat pasang laki-laki dan perempuan yang akan berdiri paling depan selama prosesi Zo Wuwu Mai berlangsung.Bhuja tersebut digenggam cukup erat dan berfungsi sebagai pembatas agar peserta tetap berada dalam barisan yang teratur dan rapi.

Secara historis, Bhuja Ga'e atau Bhuja Kawa tersebut merupakan warisan yang diberikan oleh Gale Ga'e dan Ngao Ngedo sebagai pemilik (Mori Wesu) Reba Deru kepada Paji nee Tado sebagai penjaga, pelestari, penerus(Teke Wesu) Reba Deru. Alasan mendasar bahwa Gale Ga'e dan Ngao Ngedo menyerahkan tradisi reba tersebut karena mereka sedang konsentrasi untuk berperang terutama menghalau musuh yang datang dari berbagai penjuru menyerang kampung halamannya.

Selain itu Gale Ga'e dan Ngao Ngedo juga menyerahkan Ngia Ngora (lahan pertanian atau ladang maupun hutan) yang harus dikelola untuk menanam padi (pare), ubi (uwi) dan berbagai jenis tanaman yang berguna untuk kebutuhan sehari-hari terutama jenis tanaman yang mendukung tradisi reba.Ada dua ngia ngora yang dimaksud, yaitu lahan yang berada di Tana Li (Bejo) dan Pomawio.

Melalui ngia ngora juga Paji nee Tado mewariskan tradisi budaya tanam yaitu Zo'a Bhoko nee Bere Kedhi. Oleh karena itu kedua Sa'o (Patola dan Gebha Wea) ditahbiskan sebagai pera riwu (pelaku utama) dalam hal menanam. Kedua Ngia ngora yang diberikan tersebut merupakan penjamin komitmen yang diberikan agar Paji nee Tado serius dan sanggup untuk menjaga, meneruskann dan melestarkan Reba Deru

Membawa Maki dan Tua. Dok. pribadi

Zo Wuwu Mai merupakan salah satu ritus dalam Reba Deru. Bahkan pada masyarakat suku Ngada yang memiliki tradisi yang sama. Artinya ritus Zo Wuwu Mai hanya ada dalam Reba Deru. Keunikan itu terletak pada tata gerak dan lagu serta makna yang terkandung di dalamnya.Dalam tata gerak peserta melakukannya dengan sederhana. Sambil memegang Bhuja Kawa keempat pria yang berada di depan saling berhadapan dengan keempat perempuan sambil bergerak secara berlawanan ke kiri dan ke kanan. Mereka bertindak sebagai pemandu. Selanjutnya peserta yang berada di belakang keempat perempuan dengan kedua telapak tangan terbuka mengikuti gerakan mereka. Peserta harus mundur dan maju beberapa langkah secara teratur  baik ke kiri maupun kekanan sesuai dengan syair yang dinyanyikan.

Lirik yang dinyanyikan selama Zo Wuwu Mai adalah penyebutan nama-nama pasangan dari setiap sa'o meze yang menyebar pada ketiga suku yang melaksanakan Reba yaitu Woe Loma, Woe Deru, dan Woe Bu'u. Contoh;

Pemandu : E e e e me Lina ate ame ka'e, ne Bhoki kau sia fine ga'e, Ne Bhoki kau zo wuwu mai 2x

Peserta : Wuwu mai...wuwu mai ne Bhoki kau zo wuwu mai  ne Bhoki kau zo wuwu  mai...dan seterusnya hingga nama pasangan yang mendiami semua Sao Meze di sebutkan.Sembari melantunkan lirik-lirik tersebut peserta juga melakukan gerakan-gerakan seperti yang disampaikan sebelumnya.

Membawa tua dan Maki. Dok. pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline