Lihat ke Halaman Asli

Strategi Ketahanan Pangan terhadap Rumah Tangga Rawan Pangan

Diperbarui: 17 Mei 2022   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan kerawanan pangan rumah tangga, hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi pengambil kebijakan tingkat pusat maupun daerah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan menanggulangi kerawanan pangan rumah tangga. tangga rawan pangan di provinsi-provinsi luar Jawa khususnya wilayah Kawasan Timur Indonesia dan daerah perdesaan relatif tinggi dibanding wilayah Kawasan Barat Indonesia dan derah perkotaan, implikasinya adalah penanganan masalah rawan pangan perlu diprioritaskan pada wilayah-wilayah tersebut agar kesenjangan antara Kawasan Timur dan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, pangan dan penanganan masalah kerawanan pangan harus sesuai dengan mandat dan tupoksinya.

kata kunci : Ketahanan Pangan ,Rawan Pangan,Rumah Tangga

 

Pendahuluan

Kerawanan Pangan merupakan suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat, atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk memnuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Kerawanan Pangan dapat terjadi secara berulang-ulang pada waktu tertentu dan dapat pula terjadi akibat keadaan darurat seperti bencana alam maupun bencana sosial.Oleh karena itu membahas kerawanan pangan tidak terlepas dari konsep ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan terjaminnya akses pangan bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya agar dapat hidup dan beraktivitas

Persediaan pangan yang cukup secara nasional maupun regional tidak menjamin adanya ketahanan pangan rumah tangga/individu. Dampak dari kerawanan pangan dan kekurangan gizi dapat terjadi pada semua umur, baik orang dewasa, anak-anak, bayi maupun ibu hamil.

Secara nasional, kasus busung lapar yang menyerang anak-anak mencapai 8 %. Sesuai dengan proyeksi penduduk Indonesia yang disusun BPS, tahun 2005 jumlah anak usia 0-4 tahun di Indonesia mencapai 20,87 juta, itu berarti ada 1,67 anak balita menderita busung lapar.

Terjadinya kasus rawan pangan dan gizi buruk di beberapa daerah menunjujkkan  bahwa masalah ketahanan pangan bukan masalah sepele melainkan merupakan masalah yang kompleks karena tidak memperhatikan ketersediaan pangan dari sisi makro melainkan juga memperhatikan dari sisi rumah tangga dan lain-lain.

Kesenjangan proporsi rumah tangga rawan pangan di daerah perkotaan dan pedesaan yang menjukkan terjadinya krisis ekonomi yang telah berdampak burk bagi masyarakat Indonesia, keterbatasan fasilitas dan infrastruktur menjadi salah satu penyebab penurunan proporsi rumah tangga rawan pangan.

Rumusan Masalah 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline