Lihat ke Halaman Asli

Jimmy S Harianto

TERVERIFIKASI

Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Sabalenka: Seperti Menaklukkan Iblis dalam Diri Saya Sendiri

Diperbarui: 30 Januari 2023   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aryna Sabalenka (Foto AFP/William West)

Bagaimana rasanya jadi juara dan dapat hadiah senilai hampir Rp 32 milyar? Malah nggak bisa lelap tidur, kata juara baru Australia Terbuka Aryna Sabalenka (24). Pagi hari masih seperti mimpi. Apalagi ini adalah juara yang sudah lama diimpi-impikan dan tak kunjung datang sejak usia 14 tahun.

"Pagi yang terindah bagiku. Saya masih merasa seperti berada di planet lain, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi," kata petenis kelahiran Belarusia, menjawab pertanyaan wartawan Agence France Presse (AFP), Minggu (29/01/2023) siang.

Tadinya tak terbayang bakal menang. Lantaran di set pertama lawan juara Wimbledon Elena Rybkina di final Sabtu, sepertinya bakal kalah, setelah kehilangan lebih dulu set pertama 4-6. Set kedua bangkit 6-3, dan set ketiga menang lagi 6-4 dengan melalui empat kali matchpoint. Tidak langsung menang, meski championship point sudah di tangan...

Pagi hari, menjalani sesi pemotretan khusus dengan AFP di Royal Botanic Garden, Melbourne. Aryna Sabalenka, yang biasanya tampil gempal, berotot dan tinggi jangkung 1,82 meter, kali ini tampil glamor dalam balutan gaun merah jambu menyala, mengenakan sepatu tenisnya yang biasa dia pakai. Sabalenka dipotret naik perahu, lalu meluncur di sekitar danau, dengan memeluk Piala Daphne Akhurst Memorial Cup, piala turnamen tenis akbar seri Grand Slam Australia Terbuka.

Petenis Belarusia itu berpose lepas, karena beban pertandingan sudah lepas semalam. Ia bahkan berpose dengan santai di depan kamera, melakukan gerakan menendang tinggi -- meskipun sangat kaku ototnya, setelah bertanding ketat lawan petenis Rusia berpaspor Kazakhstan, Elena Rybkina.

Bagaimana rasanya menjadi juara Grand Slam?

Kalau mengingat pukulan servisnya yang seolah tercabik-cabik, tidak konsisten awalnya, membuatnya hampir menangis. Perasaan kacau melanda batinnya.

"Seperti menaklukkan iblis dalam diri saya sendiri...," kata Sabalenka, melukiskan bagaimana gejojak perasaan setelah berhasil memenangkan pertandingan.

Soal Konsistensi

Gaya permainan Aryna Sabalenka dikenal "bum, bum". Keras bertenaga, terutama servisnya, karena memang tubuhnya jangkung 1,82 m dan badan gempal.  Sebagai seorang pemain baseliner, yang mengandalkan pukulan dari garis belakang, Sabalenka pukulannya 'flat'. Keras. Tetapi sering tidak konsisten. Sangat tidak konsisten biasanya.

Pengamat tenis terkenal dunia, Mary Carillo, memuji power pukulan-pukulan Sabalenka yang ia sebut sebagai "Big Babe". Dengan modal power dan servis keras, semestinya Sabalenka banyak melakukan pukulan "winner", pukulan yang menghasilkan angka. Tetapi nyatanya, sering diikuti unforced error, kesalahan sendiri. Sehingga angka di depan mata dan sudah di genggaman pun hilang begitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline