Lihat ke Halaman Asli

Jimmy S Harianto

TERVERIFIKASI

Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Yayuk Basuki Tinggalkan Partai Amanat Nasional

Diperbarui: 12 November 2022   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasangan ganda Indonesia, Suzanna Anggarkusuma dan Yayuk Basuki, pada pertandingan babak pertama turnamen seri Grand Slam Australia Terbuka di Stadion Flinders Park, Rabu (16/1/1991). (KOMPAS/JIMMY S HARIANTO)

Legenda tenis asal Yogyakarta, Yayuk Basuki, kini resmi bergabung menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meninggalkan partai lamanya, Partai Amanat Nasional (PAN) yang membawanya pertama kali ke dunia politik. Yayuk terjun ke dunia politik sejak 2014, dan hanya sempat menjadi anggota legislatif DPR-RI untuk PAN satu periode, pada 2014-2019.

Petenis "Jaguar dari Asia" ini mulai mengikuti acara pembekalan anggota baru PDIP di Sekolah Partai PDIP di Jakarta hari Minggu (30/10/2022), dalam persiapan untuk Nyaleg pada Pemilihan Umum dan Pilpres 2024 mendatang.

"Aku udah lama banget dulu 2012 dicari Mas Utut. Tapi aku keburu dirangkul Pak Hatta...," kata Yayuk, yang memang sebenarnya sudah lama mau masuk ke partai berlambang Banteng ini. Utut yang dimaksud adalah anggota dewan tiga periode, Utut Adianto, Grandmaster Catur yang kini Ketua Fraksi PDI Perjuangan dan juga pernah menjabat Wakil Ketua DPR-RI bidang BAKN, BURT dan Hubungan Antar Lembaga. Sedangkan pak Hatta adalah tokoh politisi senior Partai Amanat Nasional yang memiliki posisi tinggi di era kepemimpinan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Era Presiden Joko Widodo kan bagus perhatiannya terhadap olahraga. Kita tinggal melanjutkan apa yang sudah berjalan, atau kita tinggal kasih ide, Presiden Jokowi yang mengeksekusi," kata Yayuk melalui WhatsApp, Selasa (01/11/2022) ketika ditanya apa yang akan dilakukan jika nanti lolos ke Senayan.

Dengan bergabungnya Yayuk Basuki, maka partai Banteng ini memiliki dua tokoh yang memiliki latar belakang kuat dan berprestasi dunia. Selain pernah menduduki posisi Ketua Umum PB Percasi (2004-2005), Utut Adianto (58) yang lulusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran ini masih menjadi anggota Dewan Fide (Federasi Catur Dunia), Senior Trainer Fide sebagai Mahaguru Catur Dunia dari sejak 2004 sampai saat ini.

Sedangkan Yayuk Basuki (52) adalah satu-satunya petenis profesional Indonesia yang pernah mampu menduduki peringkat 19 dunia (1997) di nomor tunggal, serta 9 dunia di nomor ganda. Yayuk pernah meraih enam gelar juara tunggal putri di turnamen WTA (Persatuan Tenis Putri Dunia) dan sembilan gelar juara ganda di turnamen internasional berpasangan dengan pemain-pemain asing, salah satu partner yang terbaiknya adalah petenis Jepang Nana Miyagi serta Nicole Provis.

Yayuk Basuki/By Arbain Rambey

The Final Eight Club Member

Meski tidak sempat menjuarai turnamen seri Grand Slam (Australia Terbuka, Perancis Terbuka, Wimbledon, Amerika Serikat Terbuka), Yayuk Basuki saat ini adalah satu-satunya petenis Indonesia yang termasuk "The Final Eight Club Member" seumur hidup.

Tidak setiap petenis dunia mendapatkan privilese seperti itu. "Selain pernah masuk ke delapan besar (perempat final) turnamen Grand Slam, atau kalau untuk petenis ganda sekurangnya pernah semifinal di ganda Grand Slam. Dia juga harus pernah bertahan di 40 besar dunia selama sedikitnya empat tahun," kata Yayuk Basuki, dalam wawancara khusus dengan saya di sebuah mal di Jakarta Selatan, Jumat (18/9/2021) silam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline