Lihat ke Halaman Asli

Di Pinggir Rasa Di Pasir Pantai

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By Jeffrey Wibisono

Pagi ini

Aku mendudukkan diriku di atas pasir pantai ini

Sendirian

Aku diam membisu

Aku merenung

Aku nanar

Mataku tak lepas memandang ombak yang bergulung-gulung penuh irama dari tengah laut lepas menuju pantai

Gemuruh gelombang deburan ombaknya merdu ditelingaku

Bau amis asinnya nikmat mengisi rongga nafasku

Batinku menggelora

Pikiranku sedang terguncang bergelombang mengembara

Pasang dan surut

Aku berada di pinggir rasa

Layaknya ombak yang pecah di pantai berbuih

Pikiranku menerawang

Kuremas-remas pasir pantai ini

Sayang...

Aku mengenangmu bersama butiran pasir pantai ini

Adalah ombak yang dikirim laut untuk menghampiriku

Tebing karang yang dihantam ombak dan berlubang-lubang

Juga senja yang sempat membungkus asmara kita

Aku mengenangmu bersama gemuruh ombak.

Menyerah pada malam

Yang membuatku tak mampu melihatmu lagi

Aku mengenangmu bersama cakrawala dihadapan

Berharap menemukan wajahmu hadir bersama ombak yangdititipkan laut kepada pantai

Mengalun di atas deburan ombak pantai

Hembusan angin dan titik-titik air asin hadir mengelus wajah dan kepalaku pula

Bertiup kencang dan lenyap sesekali bersama pecahnya ombak

Pantai masih sunyi

Waktu tak akan pernah kembali

Berjalan bahkan berlari

Kehangatan mentari menjalar keseluruh tubuhku yang ingin membeku dan kaku

Laut mulai pasang lagi pagi ini

Merayap menelusuri bibir pantainya yang mulai tergenang air

Kubiarkan ombak mulai mengusap kedua kakiku seperti menari-nari

Bersama pasir bak guratan lentik jari-jemari

Aku berdiri berjalan dengan langkah-langkah ringan mengibaskan pasir-pasir yang melekat ditanganku ditubuhku

Membuang harapan dan kenangan yang baru saja mengisi benakku

Sembari menatap ombak, pasir, dan buih-buih putih yang lurus memanjang

Air pasang, buihnya mengapung berputar-putar menghapus jejak-jejak kakiku

Butir-butir pasir berserak di pantai adalah saksi bisuku

Bagi yang pernah datang dan menghilang

Padanya tersimpan cerita tentang rindu

Bali, 26 October 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline