Lihat ke Halaman Asli

Zahra El Fajr

a melancholist

Puisi | Penat oleh Pahit yang Pekat

Diperbarui: 31 Maret 2020   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustration/ Source: Weheartit

Aku tahu dengan tulus kuantarkan kamu ke gerbang megah memangku selamat datang sepotong hati barumu, kamu sumringah, hanya kamu, bukan aku.

Mengintip secelah ke gerbangnya pun kamu larang, kemudian aku pulang. Aku senang-senangi hati, yakini bahwa kuantar kamu ke kebahagiaan.

Jika begitu, aku akan menyeduh kopi hitam untuk menghujani kerongkongan, mungkin belum, tapi aku benci kamu.

Bak foam di cappuccino yang mengempes sebentar lagi, tak lama kamu kembali padaku. Gerbang megah itu nyaris menelanmu sebagai korban.

Peranku tak berperasa ‘istimewa’, menenangkanmu dari cawan berisi pahit, menggantinya dengan sukralosa meskipun gula kelapa lebih baik.

Hari ini kamu bilang mendamba seputih krimer, nampaknya akan menampik pahitnya kopi yang kita seruput. Kuantar lagi kamu ke gerbang putih itu, meninggalkanmu demi bahagia sementara kopi yang kuminum sebabkan kebas di lidah lalu kuseduh segelas raksasa yang terhitam dan terpahit, perayaan kehilanganku yang kerap. Ah, mungkin sudah, aku membencimu.

Setelah kalender itu, aku biarkan cawan kosong melompong. Tak ada pahit menghitam. Tapi angkasa di hatiku paten diderasi hujan dan gelap, kala aku mengidap achluophobia sekaligus ombrophobia, ini tak beda kamu serbuki mataku dengan mendidihnya serbuk biji kopi yang sanggup mengikis ketenangan. Kamu hanya sisakan siksa, tega sekali.

Bukan kafein kembungkan lambung, yang ada muak menyisih maaf padamu meskipun kamu tak mengharap. Namun cawan hampa, mana indah. Kukacaukan serbuk kopi hitam dan air mendidih yang menggila kemudian, mungkin belum, aku benci kamu kesekian kerap kalinya.

Pahit kuteguk setumbalnya kuasa mendatangkanmu padaku. Bisakah kali ini gerbangku yang kamu tok tok tok?

Bandung, 9 Oktober 2016

Zahra,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline