Lihat ke Halaman Asli

James Pinontoan

I am a Child of the GOD

Pengalaman Berwisata jadi Modal Pengembangan Daya Tarik Wisata

Diperbarui: 11 September 2021   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Mandel, Banggai Kepulauan (Dok. Wonderful Banggai)

" the intangible tourism product should be packaged  as conveniently, attractively and accessibly as possible" (WTO 2007)

Produk pariwisata yang tidak terlihat dalam menyusun sebuah paket wisata yang siap dinikmati secara total oleh wisatawan harus disiapkan mulai dari tema, atraksi yang ditawarkan, aksesibilitas, amenitas , aktivitas, dan akomodasinya.

Paket yang ditawarkan harus menyasar kepada segmen yang tepat dan mempunyai nilai lebih dari destinasi serupa. Karena biasanya kalau dari atraksi destinasi yang bersumber alam biasanya hampir sama, akan tetapi sesuatu yang tidak berwujud yang akan membuat wisatawan akan mempunyai pengalaman berwisata yang akan diteruskan atau direkomendasikan kepada kerabat maupun kolega.

Produk yang dipaket berbeda dari destinasi serupa akan mengharuskan otoritas pengelola destinasi untuk melakukan survei dan pengembangan produk memanfaatkan kreativitas dan inovasi baik menyentuh budaya maupun teknologi termutakhir.

Pakar pariwisata Banggai Kepulauan Rahmat Dartian S.Par, M.Sc, mengatakan bahwa pengembangan produk yang inovatif masih harus ditunjang dengan peningkatan mutu pengalaman wisata dan kinerja destinasi secara menyeluruh. Lebih jauh Tia, sapaan akrab Rahmat  menjelaskan pengalaman negatif maupun positif dari wisatawan harus dibuat dalam basis data yang berisi sikap, opini, profil singkat wisatawan, kesan dan pesan yang perlu ditindak lanjuti oleh manajemen destinasi.

Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, bahwa setiap wisatawan berhak memperoleh informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata, pelayanan yang sesuai standar, adanya keamanan dan perlindungan hukum, jaminan pelayanan kesehatan, perlindungan hak pribadi, termasuk asuransi untuk aktivitas destinasi beresiko tinggi.

Dasar itulah yang harusnya menjadi pedoman bagi penggiat pariwisata terutama didaerah yang baru menggarap potensi pariwisata untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata yang kemudian menjadi penghasil pendapatan yang bisa menjadi sumber utama perekonomian warga.

Kesimpulannya jaminan mutu pelayanan dan pengalaman berwisata dijamin harus benar benar terakomodir oleh pengelola daya tarik wisata di suatu destinasi wisata. Aspek mutu pelayanan dan pengalaman wisata menujuk pada totalitas kegiatan pengelolaan dan respons yang cermat terhadap kebutuhan pelayanan wisata untuk menghasilkan pengalaman berwisata total yang dinikmati wisatawan  (total tourists travel experiences).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline