Lihat ke Halaman Asli

Iwan Setiawan

Menulis untuk Indonesia

"Akbari" SMA Plus Muthahhar, Belajar dalam Keriangan

Diperbarui: 1 Desember 2022   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo: Dokumen Pribadi

Pagi di hari Rabu, 30 Nopember 2022, Fathimah Qisthi duduk bersila di atas terpal yang terpasang di halaman parkir sekolah. Perhatiannya tertuju pada panggung di depannya. Di sana sekelompok siswa tengah mengumandangkan ayat-ayat suci Al Quran. Bergabung bersama puluhan temannya, ia tekun meresapi firman Allah yang dibalut lantunan nada yang indah.

Tak berselang lama suasana berganti. Siswi kelas XII itu yang berada di atas panggung. Ia bergabung bersama kelompok paduan suara. Mereka berdendang, menyanyi dan menari dengan indah. Lagu berbahasa Sunda, Naek Delman yang mereka bawakan mendapat sambutan meriah dari para hadirin. Orang tua murid sebagai tamu undangan dan para siswa larut dalam keceriaan syair lagu yang sedikit jenaka.

Usai Fathimah dan rekan menggoyang, naik empat siswa yang lain ke atas panggung. Mereka duduk berjajar di atas kursi. Sejurus kemudian, mereka mulai memetik gitar dan memainkan sebuah lagu yang kekinian. Lagu bertajuk Asmalibrasi milik penyanyi Soegi Bornean pun mengalun merdu lewat petikan gitar Mubdi, Arya, Murteza, dan Syarif. Sambutan dan tepukan meriah hadirin mereka terima.

Para musikus, kelompok Gitar beraksi (dokpri)

Demikian gambaran suasana di sekolah kami, SMA Plus Muthahhari, Bandung. Pagi sampai siang hari kemarin berlangsung acara ajang pentas unit-unit kegiatan ekstra kurikuler dan program pengajaran khusus atau program plus sekolah kami. Sekedar menyebut, sekolah kami menyelenggarakan kelas Paduan Suara, Gitar, Degung, Angklung, Desain Grafis, dan Videografi dalam kelompok ekstra kurikuler kesenian.

Selain bidang seni, sekolah kami menyelenggarakan pelajaran ekskul kelas bahasa. Tergabung dalam kelompok ini, kelas Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Perancis, dan Bahasa Parsi - bahasa tutur orang Iran dan negara-negara sekawasan. Keempatnya memeriahkan acara dengan membuka stand sajian bazar makanan khas negara asal bahasa tersebut. Menarik berbelanja di stand-stand ini. Pembeli yang mampu memesan makanan dan berkomunikasi dengan bahasa setempat mendapat diskon 25 persen.

Kelompok berikutnya yang turut mempertontonkan kegiatan dalam ajang bertajuk Akbari ini adalah kelompok pelajaran plus. Pelajaran Tahsin tampil membuka acara dengan mengumandangkan lantunan indah ayat-ayat suci Al Quran. Dan tampil sebagai penutup seluruh sajian acara, puisi-puisi indah berbahasa Arab. Siswa dan siswi kelas XI yang membawakan puisi secara bergiliran. Yang terakhir ini persembahan dari mata pelajaran Bahasa Arab.

Pembacaan kitab suci oleh kelompok Tahsin (dokpri)

Akbari merupakan kependekan dari Ajang Kreasi Seni Barudak Muthahhari. Penamaannya sengaja menyisipkan kata berbahasa Sunda, barudak. Tujuan luhurnya adalah sebagai pengagungan pada bahasa lokal, tempat sekolah kami berada. Barudak merupakan bentuk jamak dari kata budak, memiliki arti anak lelaki dan perempuan yang belum dewasa.

Akbari diselenggarakan setahun dua kali. Menjelang perpindahan masa pembelajaran atau pada setiap akhir semester. Ajang ini sekaligus sebagai ajang penilaian untuk kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang satu semester. Akbari adalah hari dilaksanakannya ujian mata pelajaran yang dikemas dalam bentuk pertunjukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline