Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ivan

PNS di Kemenko PMK

Kurio, Utusan Khusus Gen Z dari Masa Depan

Diperbarui: 12 September 2017   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur, saya tidak terlalu berminat membaca berita-berita yang berseliweran di media online. Terlalu berantakan, sumpek.  Dengan berbagai kesibukan yang saya jalani, rasanya tidak mungkin saya melahap seluruh berita online tersebut. App Berita Kurio seperti ingin menjawab kegundahan saya, bagaimana saya bisa tetap membaca, dan menyimpan berita tersebut ketika kesibukan kerja melanda.  

Unik. Itulah kesan pertama saat membuka App Kurio. Kurio mengambil celah yang luput dari perhatian kita. Media online terus bertambah, namun tiada satupun orang/kelompok yang menyensor (hoax atau bukan), dan kemudian dipilah berdasarkan selera dan minat seseorang.  

Apakah berarti saya sudah dianggap Kurior, pengikut App Kurio. Kurior, penamaan tambahan bagi pengikut Kurio. Siapa yang punya rasa ingin tahu, berarti telah maju satu langkah mendekati langkah berikutnya, yakni: kepedulian. Jika Warrior, yakni ksatria di medan perang, maka Kurior, yakni ksatria di medan online. 

Dalam rubrik "Jangan Lewatkan" terdapat bacaan segar yang bisa merefresh penat, meskipun bersifat santai, namun tetap terjaga aktualitasnya. Sebagai contoh, pada tanggal 11 september misalkan, Kurio menayangkan sebuah judul "Jokowi: Saya Banyak Terima Aduan Masyarakat Gara-gara Raisa Menikah" (sumber: regional.kompas.com). Siapa Raisa? Apa yang diadukan masyarakat kepada Jokowi? Apa pentingnya Jokowi menyebut nama Raisa? Bagi anak SD, apa Raisa punya hubungan spesial dengan Jokowi.  

Per hari ini pun (12 September), "Perempuan Muslim Jadi Presiden Singapura" (sumber: viva.co.id), apa menariknya berita ini bagi Indonesia. Berita baik bagi kalangan feminis, berita baik bagi Dunia Islam, dan berita baik pula bahwa di negeri mayoritas Budha (33 %), ada pemimpin muslimah pertama di Singapura setelah Yusof Ishak pada tahun 1965 dan 1970 yang menduduki kursi kepresidenan.  

Statistics Singapore: 2015 General Household Survey. Religion data

Saya baru membedah dari satu rubriknya saja. Ditegaskan di laman kurio.co.id bahwa Kurio menyaring jutaan artikel setiap harinya dan merekomendasikan artikel-artikel pilihan dari topik-topik yang sudah dipilih. Pertanyaannya, berapa jumlah pasukan Kurio sehingga bisa memilah mana berita hoax dan mana yang bukan, yang tidak terhitung jumlahnya. Tentu saja, Kurio dengan teknologi machine learning dan mesin rekomendasi (algoritma khusus), Kurio berkomitmen untuk menyajikan konten yang benar-benar dibutuhkan, sesuai dengan selera dan minat kita, kita bisa memilih opsi membaca artikel atau  menonton video. Saat ini, Kurio memberikan pilihan konten seperti: Unik, Celebs, Asmara, Tekno, Bola, News, Oto, Health, Life, Style, Travel, dan Bisnis, dan ratusan topik lainnya (menambahkan rekomendasi sumber dan rekomendasi topik).

 

Sekilas tentang Kurio

Kurio, curiosity, dan kepedulian

Membaca tidak cukup membaca, twit gambar hoax yang disampaikan oleh Tifatul Sembiring tentang genosida terhadap muslim Rohingya di Myanmar menjadi bukti bahwa hoax tidak hanya menyasar kalangan awam, bahkan intelektual pun, bisa terkena virus hoax dengan taburan berbagai prasangka yang berdampak pada sifat menghakimi dan menyimpulkan tanpa berpikir ulang (tabayyun atau cek dan ricek) terhadap kelompok tertentu. Masalah tersebut menjadi pelajaran penting bahwa iklim demokrasi akan lebih banyak dirusak bukan oleh orang bodoh, namun intelektual yang keliru dalam menyikapi sesuatu dan diamini oleh pengikutnya. Saya sangat sepakat jika hoax bukan bagian dari demokrasi, namun justru mencederai demokrasi.

Menurut laporan Kominfo terbaru, jumlah aduan dari Januari hingga Juli 2017menginformasikan bahwa konten negatif yang paling banyak dilaporkan adalah seputar SARA dan ujaran kebencian. Laporan mencatat, aduan terkait hoax dan sara menjadi yang paling banyak dilaporkan. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, aduan keduanya melampaui pornografi (sumber: https://goo.gl/qp8YYj). Hal ini menjadi celah bagi Kurio untuk menahan gempuran Hoax. Benar kata Soekarno, bahwa melawan penjajah lebih sulit daripada melawan penjajah di negeri sendiri. Penebar hoax adalah penabuh genderang perang. Mengadu domba, dan menghalalkan segala cara demi tujuan tertentu. Devide et impera ternyata bukan hanya terjadi di zaman Belanda menjajah Indonesia.

Tumbuhnya Gen Z (lahir 1995-2010) yang akan menggantikan Gen X dan Y di masa depan, memiliki pola belajar dan pola interaksi sosial yang berbeda dari Gen sebelumnya. Mereka dikenal sebagai "Digital Natives" yang  terkoneksi hampir setiap jam untuk membuat komunitas pertemanan,  berbagi ide, hobi, dan berbagai informasi lainnya.

caroline-baxter.com

Kurio menjadi teman bagi Gen Z, untuk membawa pesan-pesan yang informatif dan kuratif, yang dapat mengubah mindset warganet/netizen dalam membaca dunia lebih lebar lagi (makro). Dengan lokalitas konten  berita dan bacaan yang ada di sekitarnya, Kurio hendak menjadikan Gen Z lebih sensible dan visible dalam membaca permasalahan lokal, karena membaca dalam perspektif ini berarti ada rasa ingin tahu mengenal permasalahan lokalitas. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline