Lihat ke Halaman Asli

Temanku Kok Makin Sedikit, Ya?

Diperbarui: 3 Maret 2019   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel-sandika.blogspot.com

Katanya seiring berjalannya waktu, teman kita jadi makin dikit, teman kita lebih mementingkan teman barunya, pekerjaannya, gak sesuai sama janji yang telah dibuat waktu jaman-jaman SMA, yang bakal ketemuan terus pas liburan, yang bakal liburan bareng, dan pasti akan berjumpa kalau udah sukses nanti.

Tapi kenapa makin kesini makin terasa sepi ya hidupku? Baru aja kemarin ketawa lepas bareng teman-teman, tapi hari ini malah dingin banget suasananya. Sampai akhirnya terpikirlah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang menghinggapi pikiran-pikiran anak-anak milenial yang baru memasuki dunia yang sebenarnya versi Beta.

"Makin kesini kok teman-temanku makin dikit, ya?"

"Mereka ini bener-bener temenku gak, sih?"

"Mereka kok datangnya pas lagi butuh doang, ya?"

"Ah, duniaku dengan dunia mereka udah berbeda."

Dan masih banyak lagi.

Setelah berlalu lalang di dunia Misqueen, Twitter. Ada satu tweet yang menceritakan tentang struggle di usia 20 tahun. Dan ternyata banyak sekali orang yang merasakan hal yang sama. Terakhir kulihat ada 14ribu retweet dan 15ribu likes di satu tweet itu. Yang berarti ada sekitar 14ribu anak berumur 20 tahun keatas yang sedang merasakan beban yang sama. Ini juga sama seperi teori spiral of silence yang dikemukakan oleh Neolle-Neumann, bahwa saat kita memberi opini dan menyebar sampai kepenjuru dunia, orang yang tidak memberi opini tapi merasakan hal yang sama akan mengamini opini tersebut, bahasa kerennya sih Retweet.

Penelitian para peneliti Komunikasi semakin bahagia sekarang, karena penelitian mereka akhirnya berhasil terjadi pada generasi Z, sebuah teori komunikasi massa yang saat ini sedang mengalami perkembangan yang besar pada abad ini. Mereka percaya pada "peluru ajaib" teori pengaruh komunikasi. Anak jaman now (Individu) diyakini sangat terpengaruh oleh pesan-pesan media karena media dianggap sangat kuat dalam membentuk opini masyarakat. Intinya, karena opini yang ada di tweet itu, membuat 14ribu anak berusia 20 tahun keatas merasakan hal atau beban yang sama. Senasib sepenanggungan.

Untuk teman-teman yang sudah kepala dua pasti bakal retweet tweet yang isinya struggle di usia 20 tahun, gimana harus memikirkan ini, itu, sana, sini, karena ruang lingkup yang sudah berbeda dibanding dulu. Ngerasain dunia kerja yang busuk, mengerti masalah keluarga yang selama ini masih menjadi asumsi, dan lain-lain.

Aku sangat setuju pendapat Akhmad Sudrajat tentang perkembangan manusia, karena tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhannya. Perkembangan itu bisa didefinisikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, dan berkaitan satu sama lain dari awal kita lahir sampai akhir hayatnya. Tidak bisa disalahkan, karena itu adalah perkembangan manusia. Yang sangat amat wajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline