Lihat ke Halaman Asli

Isnaniah

Mahasiswa/S1 Psikologi/Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Psikoedukasi Pranikah Guna Mencegah Pernikahan Dini pada Remaja: Upaya Menurunkan Angka Stunting di Desa Bi'ih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar

Diperbarui: 8 Maret 2024   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (dokpri) Bersama pelajar SMP Muhammadiyah Bi'ih

 

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin- Pernikahan dini masih menjadi permasalahan serius di Indonesia, dengan dampak jangka panjang yang mencakup peningkatan angka stunting. Untuk mengatasi masalah ini, upaya preventif perlu ditingkatkan, salah satunya melalui edukasi pranikah. edukasi pranikah guna mencegah pernikahan dini dilakukan pada Rabu, 21 Februari 2024. kegiatan ini diikuti oleh seluruh remaja pelajar SMP Muhammadiyah Biih. kegiatan berupa psikoedukasi yang disampaikan oleh Isnaniah mahasiswa KKN dari S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin mendapatkan antusiasme dari peserta dilihat dari peserta yang aktif bertanya dan menjalankan komunikasi dua arah. Psikoedukasi ini diharapkan mampu berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia.

Angka stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius, dengan dampak yang bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Pernikahan dini dianggap sebagai salah satu faktor utama yang berkontribusi pada angka stunting yang tinggi, mengingat keluarga yang kurang siap secara fisik, ekonomi hingga psikologis cenderung sulit memberikan perhatian
optimal pada gizi dan perkembangan anak. Melalui edukasi pranikah, remaja diharapkan dapat lebih memahami pentingnya kesiapan fisik, mental, dan ekonomi sebelum memutuskan untuk menikah. Program edukasi ini dapat mencakup berbagai aspek, mulai dari kesehatan reproduksi, perencanaan keuangan keluarga, hingga peran dan tanggung jawab sebagai orang tua.

 (dokpri)

Upaya penurunan angka stunting ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan hingga lembaga swadaya masyarakat. Melalui kolaborasi yang kuat, diharapkan edukasi pranikah dapat menjadi bagian integral dari program pencegahan pernikahan dini dan upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.

Dengan adanya kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya persiapan sebelum menikah, diharapkan masyarakat dapat membentuk keluarga yang kuat, mampu memberikan perhatian maksimal pada tumbuh kembang anak, dan pada akhirnya,
mengurangi angka stunting di Indonesia. Edukasi pranikah bukan hanya investasi untuk masa depan pasangan yang menikah, tetapi juga investasi bagi generasi yang akan datang.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline