Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur: PGPR Akar Bambu sebagai Langkah Sederhana Memulai Pertanian Organik

Diperbarui: 27 November 2022   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tempuranduwur, Wonosobo (22/11) -- Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo melakukan salah satu program kerjanya yang berjudul "Pelatihan Pembuatan PGPR Akar Bambu". Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan sekelompok bakteri baik yang hidup di sekitar akar tanaman (rizosfer) yang mampu memicu pertumbuhan tanaman. 

Pelaksanaan program kerja tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa alasan. Desa Tempuranduwur merupakan desa dengan mayoritas warga bekerja sebagai petani sayur. 

Dari informasi yang diperoleh, petani di desa Tempuranduwur masih sangat bergantung terhadap pupuk sintetis. Dari segi lingkungan, penggunaan pupuk sintetis secara terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat merusak keseimbangan ekosistem tanah yang justru dapat mengurangi kesuburan tanah tersebut. Sementara itu, dari segi ekonomi, keluhan dari para petani adalah harga pupuk sintetis yang relatif mahal sehingga dapat meningkatkan modal dalam produksi pertanian. 

Selain itu, kendala dalam perolehan pupuk subsidi menjadi masalah yang sering dialami petani. Selain masalah tersebut, di desa Tempuranduwur memiliki potensi sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu melimpahnya kebun bambu. Pemanfaatan akar bambu di desa Tempuranduwur belum pernah dikembangkan sebelumnya. Kurangnya informasi terkait manfaat akar bambu tersebut menjadi salah satu faktor utamanya.

Program kerja "Pelatihan Pembuatan PGPR Akar Bambu" dilaksanakan pada hari Jumat (11/11/2022) sekitar pukul 13.30-15.30 WIB di kediaman bapak Mistono dusun Lempuyang, Tempuranduwur. 

Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa acara, yaitu pemaparan materi tentang PGPR, pelatihan pembuatan PGPR, dan diskusi bersama kelompok tani dusun Lempuyang. Kegiatan tersebut mendapat antusisas dari pihak tuan rumah dan peserta pelatihan yang berjumlah 12 orang. 

"Kegiatan yang sangat bagus untuk menambah pengetahuan petani di sini sehingga diharapkan dapat mengurangi modal dalam produksi pertanian khususnya di dusun sini" sambutan dari bapak Mistono selaku tuan rumah kegiatan UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur. Adapun pemanenan PGPR akar bambu dilakukan setelah fermentasi sekitar 14 hari, yaitu terhitung dari tanggal 11-25 November 2022.

Dokpri

Dokpri

Antusias peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan baik ketika pemaparan materi maupun selama praktik pembuatan PGPR. Pertanyaan yang muncul meliputi bahan dan alat pembuatan PGPR sampai dosis serta aplikasi PGPR untuk tanaman hortikultura. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline