Berbicara tentang perkembangan musik di Indonesia, tak dapat dipungkiri telah mengalami kemajuan yang pesat. Tak berlebihan bila disebutkan musik Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Memang, penggemar lagu-lagu asing, terutama lagu barat, juga dominan. Anak muda di kota-kota besar banyak yang fasih melafalkan lagu dari musisi asing yang menjadi favorit mereka.
Tapi, dengan mempertimbangkan pilihan musik yang disukai masyarakat secara umum, lagu-lagu Indonesia lebih banyak peminatnya ketimbang lagu asing.
Apalagi, lagu Indonesia itu sangat variatif dari sisi genre, mulai dari jenis dangdut, pop, rock, jaz, hingga lagu-lagu berbahasa daerah.
Penggemar musik dangdut dan lagu pop berbahasa Jawa bisa menembus segala lapisan, meskipun yang terbanyak adalah warga kelas menengah ke bawah.
Tentu kita sepakat bahwa dengan kemajuan teknologi informasi, semakin banyak lagu yang dirilis oleh para musisi. Remaja yang tinggal di daerah pun bisa menjadi penyanyi terkenal.
Tapi, diakui atau tidak, lagu masa kini cepat sekali terlupakan, meskipun beberapa minggu sebelumnya masih masuk lagu yang sering berkumandang di berbagai tempat, termasuk di media sosial.
Dalam hal ini, lagu-lagu lama boleh dikatakan lebih beruntung, karena banyak di antaranya yang masuk kategori evergreen, dalam arti menjadi legenda yang disukai sepanjang masa.
Iwan Fals adalah salah satu nama penyanyi sekaligus pencipta lagu yang sejak awal kemunculannya di blantika musik Indonesia di tahun 1981, hingga sekarang masih eksis bermusik.
Beberapa lagu hits Iwan Fals adalah Sarjana Muda, Oemar Bakri, Bento, Kemesraan, Bongkar, dan sebagainya. Sebagian lagu Iwan sangat kental liriknya bermuatan kritik sosial.