Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Tentang Piala AFC, Soal Dukungan Penonton Kita Mesti Bangga

Diperbarui: 15 April 2018   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Jakmania: bolasport.com/Feri Setiawan

Seperti diketahui, dua klub Indonesia, Persija dan Bali United sedang berlaga di Piala AFC. Persija sangat berpeluang besar untuk maju ke babak selanjutnya setelah mengandaskan Johor Darul Takzim (JDT) di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (10/4) yang lalu. Sedangkan Bali United tersisih setelah kalah dari Yangon United saat laga tandang di Yangon, Myanmar, Rabu (11/4).

Terlepas dari seperti apa nantinya prestasi klub-klub Indonesia dalam berkiprah di kancah Asia, ada satu hal positif, yang memunculkan decak kagum, yakni tentang performa suporter Indonesia.

Rekor jumlah penonton sepanjang gelaran Piala AFC telah dipecahkan di GBK, pada partai Persija versus JDT tersebut, yakni sebanyak 60.157 penonton. Sebelumnya, rekor tertinggi tercatat pada final Piala AFC 2010 sebanyak 58.604 penonton yang mempertemukan dua klub Timur Tengah, Al-Ittihad Arab Saudi dan Qadsia SC Kuwait.

Mungkin bagi yang sering menikmati siaran televisi yang menayangkan Liga 1 Indonesia, tentu tidak heran menyaksikan betapa kreatifnya para suporter klub sepakbola di negara kita. Tak berlebihan rasanya bila dikatakan bahwa atraksi mereka sudah menyamai, atau paling tidak mendekati para suporter di Eropa. Dan itu berarti sudah mengungguli suporter di Asia.

Simaklah acara Piala AFC di televisi. Saat Bali United main di Yangon, Myanmar, terlihat betapa sepinya stadion. Demikian pula pertandingan di Singapura, Filipina, juga Vietnam. Sedangkan di Malaysia agak lumayan, meski masih lebih meriah suporter Indonesia.

Tak heran kalau puluhan suporter JDT, Boys of Straits, yang hadir di GBK saat klub kesayangan mereka dihajar Persija dengan skor telak 4-0, tidak dapat menyembunyikan ketakjubannya menyaksikan atraksi koreografi yang dipersembahkan Jakmania.

Di sana, Jakmania tak henti-hentinya bernyanyi di sepanjang laga. Beberapa orang bertindak sebagai kondaktor, berdiri menghadap penonton, sehingga kehilangan kesempatan menonton pertandingan. Namun ia punya peranan penting untuk mengarahkan gerakan dari ribuan penonton agar sedap dipandang, yang tentu saja memimpin "konser" lagu-lagu yang membakar semangat pemain Persija.

Patut dicatat bahwa sejak GBK direnovasi besar-besaran dalam rangka menghadapi Asian Games, Persija belum terkalahkan bila main di GBK, baik pada laga domestik maupun melawan klub luar negeri. Meskipun Persija harus menyewa stadion dengan tarif yang mahal, tampaknya GBK punya "tuah" bagi Persija.

Kembali ke penggemar sepakbola dari Johor, di samping ke Jakarta merekajuga berkesempatan "studi banding" ke pusat penjualan merchandise resmi yang dikelola suporter Persib di Bandung.

Mereka lagi-lagi angkat topi dan memberi apresiasi terhadap berbagai asesoris yang ditawarkan, yang laku keras karena banyaknya pendukung fanatik Persib yang bangga mengenakan jersey, topi, syal, atau barang lainnya bertuliskan klub kesayangan.

Aura sepakbola di Indonesia ini, "Amazing," kata salah satu pendukung JDT, Aziz. Dan karena aura yang amazing tersebut, banyak pemain bola asing ingin merumput di negara kita. Bahkan, setelah beberapa tahun berkarir di Indonesia, minta dinaturalisasi karena merasa betah di negeri ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline