Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Indonesia Layak Jadi Negara Melanesia

Diperbarui: 26 Oktober 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul di atas persis sama dengan judul berita di koran Kompas hari ini. Berita tersebut berkaitan dengan diselenggarakannya Festival Budaya Melanesia Internasional di Kupang, 26-30 Oktober 2015. Ironisnya, meski bertindak sebagai penyelenggara, status Indonesia masih "peninjau", belum jadi anggota penuh. Negara yang menjadi anggota penuh adalah Papua Niugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji, dan Kaledonia Baru. Namun untuk festival kali ini, Timor Leste juga ikut sebegai peserta.

Mengutip Kompas, Melanesia adalah ras yang umumnya berkulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang lebih besar dan kuat, serta profil tubuh lebih atletis. Lima provinsi di Indonesia Timur, penduduknya didominas oleh ras Melanesia, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Penduduk ke 5 propvinsi di Indonesia tersebut kalau dijumlahkan lebih banyak dari total penduduk 5 negara anggota penuh Melanesia.

Menurut Frans Lebu Raya, Gubernur NTT, festival itu merupakan bagian dari upaya mengeratkan hubungan Indonesia dengan kawasan Pasifik Selatan, karena faktor kedekatan secara geografis, zona ekonomi eksklusif, dan berada dalam satu blok suara dalam forum multilateral. Dalam agenda festival terdapat acara atraksi kesenian dari berbagai kabupaten di NTT, serta peluncuran buku tentang sejarah ras Melanesia dengan narasumber dari LIPI.

Terselenggaranya festival tersebut pasti telah mendapat izin dari instansi yang berwenang. Tapi pernyataan resmi tentang urgensinya dari Deplu belum terdengar atau mungkin belum diberitakan di media masa. Hanya saja melihat adanya perhatian khusus dari Presiden Jokowi terhadap daerah Indonesia Timur ditambah visi kemaritiman beliau, seharusnya Indonesia semakin meningkatkan frekuensi kegiatan dengan negaara-negara Pasifik. Tidak hanya kegiatan sosial budaya tapi juga yang terkait ekomomi dan bisnis.

Dengan demikian diharapkan terjadi pemerataan kegiatan lintas negara. Selama ini kiblat kita terlalu dominan ke belahan barat Indonesia, seperti kerjasama Sijori (Singapura, Johor, dan Riau). Bahkan ada kerja sama yang lebih luas yang melibatkan provisi lain di Sumatera dan Kalimantan dengan Singapura, Malaysia,.Brunei, dan Thailand.

Indonesia memang negara yang amat luas, yang harus kita syukuri dengan selalu menjaga keutuhan bangsa. Keutuhan itu akan semakin gampang dipelihara bila eksistensi semua suku, ras, budaya, dan juga agama, diwadahi secara seimbang dan merata. Jangan sampai ada satu pihak yang superior dan pihak lain yang inferior.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline