Lihat ke Halaman Asli

Warga NU DKI Sebaiknya Pilih Gubernur yang Melestarikan Budaya NU

Diperbarui: 11 April 2017   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada Pilkada DKI putaran kedua kali ini, sudah selayaknya warga NU DKI Jakarta memilih pemimpin yang dapat melestarikan budaya NU dan memiliki komitmen yang tinggi untuk ikut memajakukan NU itu sendiri.

Sebagai organisasi ke agamaan, NU tentu memiliki karakteristik tersendiri dalam menjalankan dan melestraikan ajaran agama Islam yang dikenal sebagai rahmatan lil alamin, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sebagai bentuk penghargaan atas setiap perbedaan yang ada.

Dalam konsepsi kehidupan berbangsa dan bernegara, NU menganggap Pancasila dan UUD 1945 adalah sesuatu yang bersipat final dan tidak perlu diperdebatkan lagi dengan mendukung tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap terjaga di bumi pertiwi.

Untuk itu, segala bentuk komitmen yang tinggi dari calon pemimpin yang menjaga nilai-nilai perbedaan dari kamajemukan yang ada, dianggap sesuai dengan semangat yang NU kawal selama ini dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terkait Pilkada DKI, sudah sepantasnya warga NU menentukan pilihan politik kepada pasangan Ahok-Djarot yang memiliki kesadaran yang tinggi untuk ikut membangun NU. Saat bersilaturrahmi dengan Keluarga Besar NU Jakarta Barat, Cawagub DKI Djarot Saiful Hidayat berkomitmen akan membantu Sekolah dan Madrasah NU.    

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh ribuan warga NU Jakarta Barat yang mengenakan pakaian Muslim memadati lokasi acara yang didahului dengan pembacaan tahlil tersebut, turut hadir sejumlah tokoh dan ulama NU Jakarta Barat. Mereka yang hadir, KH Muchtar Ghozali (Cengkareng), KH Amin Kadaung (Tegal Alur), KH Salwan (Kapuk), KH Sirodj Ronggalawe, KH Endang ahmad Syah, KH Muhammad Ali, dan KH Mahfud.

Dalam sambutannya, salah satu tokoh NU menyebutkan bahwa Djarot adalah merupakan bagian dari NU sejak ia lahir. Jika ada orang NU, untuk apa memilih yang lain dalam Pilkada DKI putaran kedua nanti. Pak Djarot orang Jawa Timur yang NU tulen, makanya kita memilih pasangan nomor urut pemilihan dua, sebutnya.

Jika melihat kepemimpinannya selama ini, pasangan Ahok-Djarot merupakan dua sosok yang kerap mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada umat muslim, seperti melestarikan makam para ulama. Seperti makam Mbah Priok yang sudah dijadikan cagar budaya religius, dan  makam para ulama di Betawi juga semua dilestarikan agar pihak yang berziarah merasa lebih nyaman.

Harapannya adalah, jika Ahok-Djarot terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada 2017 putaran kedua nanti, sekolah dan madrasah NU yang saat ini kondisinya kurang baik dapat segera dibantu. Begitu juga dengan program beasiswa yang harapannya dapat lebih ditingkatkan lagi.

Dalam sambutannya,  Djarot mengatakan, sebenarnya Pemda DKI Jakarta sudah menjalankan KJP Santri, khusu bagi warga Jakarta yang menjadi santri di luar Jakarta. Warga yang tidak mampu atau membutuhkan biaya maka bisa mendapatkan KJP santri tersebut. Program ini menurutnya bukan bentuk diskriminasi pada umat lain, justeru ia ingin Islam di Indonesia dapat menyatu pada kebhinekaan yang ada.

Semoga semangat dan tradisi NU dapat terus terjaga dalam menyampaikan Islam yang rahmatan lil alamin demi kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi Indonesia yang sangat kita cintai bersama ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline