Lihat ke Halaman Asli

Irhamna Mjamil

TERVERIFIKASI

A learner

Sulitnya Menjadi Seorang Entrepreneur di Negeri Ini

Diperbarui: 26 Juni 2021   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Anthony Shkraba dari Pexels

Tadi sore saya melihat berita yang mengatakan bahwa Aceh adalah salah satu provinsi yang bergantung pada dana pemerintah pusat. Sejujurnya saya malu dengan data tersebut namun, saya paham mengapa Aceh sangat bergantung pada dana pemerintah pusat. 

Stigma Bekerja bagi Masyarakat dan Sulitnya Menjadi Pengusaha.

Sejujurnya saya bukan tipe orang yang suka bekerja 9-5. Saya sedang berproses membangun mimpi. Tentunya saya punya pekerjaan sampingan disamping bisnis tadi. 

Saya tidak mempermasalahkan orang yang bekerja kantoran. Bagi saya setiap orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Jika memang pekerjaan kantoran membuat kita senang dan bertumbuh, mengapa tidak? 

Sayangnya di dalam masyarakat pekerjaan yang dianggap hanyalah mereka yang bekerja dari jam 9 sampe jam 5. Orang-orang yang bekerja dari jauh saja banyak yang tak dianggap. Begitu pula dengan pengusaha yang sedang merintis bisnis.

Banyak orang yang meremehkan seseorang yang memutuskan menjadi pengusaha. Terlebih jika pengusaha tersebut harus mengalami kegagalan terlebih dahulu. Padahal kegagalan adalah proses yang harus dilewati. Sayangnya tak semua orang paham dengan proses. 

Di awal ketika memutuskan untuk menjadi pengusaha tentu saja tak memiliki banyak uang. Hal ini yang membuat orang sering berpikir bahwa pengusaha tak bisa menghasilkan uang banyak. Faktanya pengusaha bisa menghasilkan uang banyak namun,tidak instan. Kalau tidak percaya lihat saja deretan orang terkaya di Indonesia. Rata-rata mereka adalah pengusaha. 

Teman saya punya pengalaman yang tidak menyenangkan saat baru merintis bisnis. Setiap sanak saudara yang bertanya dia akan menjelaskan baik-baik alasan resign dari kantor dan ingin memulai usaha. Bukannya mendukung dan memberi arahan, kebanyakan dari mereka akan memarahi. 

Selain itu, teman saya juga disuruh mencari pekerjaan yang pasti saja. Tentu saja teman saya tidak mau. Untungnya ia memiliki mental yang kuat dan sifat kerja keras, sehingga ia bisa sukses seperti sekarang. 

Bagi kebanyakan orang Indonesia dianggap bekerja jika pergi jam 9 dan pulang jam 5. Selain itu, bekerja dianggap memiliki gaji yang pasti. Tentu saja rutinitas ini berbeda dengan pengusaha. Banyaknya orang yang meremehkan terkadang membuat banyak orang mundur untuk menjadi pengusaha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline