Lihat ke Halaman Asli

Harum meski tak Ranum

Diperbarui: 22 April 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Pixabay.com

Aku ibu beranak empat. Di usiaku yang ke-60, Pak Rusik, suamiku, datang menghampiri dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Entah angin apa, belum pernah kudengar kata-kata ini sebelumnya sejak kami menikah.

Ya, beliau memang beda 10 tahun denganku. Dia bukan orang yang romantis tapi sangat perhatian pada keluarga.

Urusan keluarga, suamiku punya aturan ketat yang harus dipatuhi semua orang di rumah. Hidup disiplin dan belajar keras adalah hal mendasar yang ditanamkan. Tidak heran kalau ketiga anakku berhasil meraih cita-cita sesuai harapan bapaknya.

Si sulung, cowok lulusan Akabri berpangkat letnan dua kini sebagai perwira militer di TNI Angkatan Laut. Yang kedua, cewek lulusan universitas Harvard dan bekerja sebagai manajer di bank swasta terkenal di Singapura. Si nomor tiga, cowok, hidupnya belum maksimal karena sifat anak yang satu ini beda dengan saudara-saudara yang lain. Yang bungsu, cewek doktor di bidang filsafat dan mengajar di kampus terkenal di Australia. 

Sudah hampir 5 tahun anak-anakku belum pernah berkunjung ke rumah baru kami bahkan setiap Lebaran tiba. Padahal, aku dan suamiku sudah lama merindukan mereka terutama cucu-cucuku tercinta.

"Mama, lapar, Ma...," teriak Fredi anak ketiga yang tinggal bersama kami selama ini. Hanya dia saja yang belum berkeluarga. Katanya mau membahagiakan kedua orangtuanya dulu.

Dibukanya tudung saji dan melihat hanya tersedia nasi dan sepiring tempe orek disambal.

"Biasanya ada ayam, Ma?"

"Mama belum ke pasar. Mama kurang sehat," jawabku.

Fredi pun keluar rumah dengan membawa gitarnya. Pak Rusik hanya terduduk lesu di kursi roda di depan pintu. Beliau sudah tidak bisa berjalan sejak terserang stroke 3 tahun yang lalu. Fredi kemudian mencium kening bapaknya itu dan berlalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline