Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ngaji Watu (Seri Puisi Epigram #24)

Diperbarui: 13 Februari 2024   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri eko Irawan untuk seri puisi epigram #24 foto fosil kayu yang telah membatu, foto diolah dengan lumii dan snapsheed

Puisi : Ngaji Watu
(Seri Puisi Epigram #24)
Ditulis oleh : eko irawan

Belajarlah. Alam sediakan banyak kajian. Tapi untuk yang peka. Merasakan dengan seni, ketika batu bercerita.

Batu ada dimanapun. Diseluruh muka bumi. Keras, setelah ditempa jadi mulia. Jadi indah dirasa, seni olah asah, temukan makna.

Ngaji Watu. Ngangsu Kweruh bab batu. Tergeletak saat tak terolah. Jadi potret cantik saat dipolah.

Tiada guna jika tak berusaha. Jadi bermakna karena ditempa. Ada kilau setelah lalui sederet sengsara. Kuat tangguh tunjukan indah pada dunia.

De Huize Sustaination, 13 Februari 2024
Ditulis untuk Seri Puisi Epigram 24

Catatan Kaki

Ngaji Watu berasal dari bahasa Jawa yang bermakna belajar (Ngangsu Kweruh) bab watu (batu). Puisi ini terinspirasi dari Diskusi malam dengan Sam Joko Tebon Sang Seniman Multi Talenta pemusik etnik dari Grup Panji Laras Swara di mesem Cafe Tumpang. Diskusi asyik pada Senin malam 12 Februari 2024 ini membahas olah batu dan menemukan indahnya lukisan abstrak karya alam yang tersimpan dalam sebuah batu. Berikut beberapa foto seputar keindahan batu. Selamat menikmati

Dokpri Eko Irawan foto koleksi batu fosil kayu koleksi Joko Tebon di mesem Cafe Tumpang kab. malang

Dokpri Eko Irawan foto koleksi batu fosil kayu koleksi Joko Tebon di mesem Cafe Tumpang kab. malang 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline