Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Cinta Berselimut Penolakan (Seri Puisi Asmaraloka #77)

Diperbarui: 21 Desember 2023   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan untuk seri Puisi Asmaraloka #77 foto diolah dng Lumii dan snapsheed

Puisi : Cinta berselimut Penolakan
(Seri Puisi Asmaraloka #77)
Ditulis oleh : eko irawan

Siapa mau jadi korban. Luka tak berdarah. Sehat tapi sakit. Menderita tapi abstrak.

Pernah menangis, ditipu kata. Sindrom asmara membuat tak percaya. Bukan obat tapi pahit. Rasa yang mati ditikam khianat.

Rekayasa alasan, egois tanpa kepedulian. Jadilah cinta berselimut Penolakan. Saat tak percaya pada kata bernama cinta. Benarkah cinta itu ada?

Saat cinta kembali menyapa, percayakah? Jadilah cinta berselimut Penolakan. Tak diakui, tapi ada. Ada tapi ditolak.

Biarkan cinta memilih jalannya sendiri. Berproses tanpa janji, berjalan memberi bukti. Jalani saja tanpa alasan. Memilih cinta dalam diam, karena dalam diam tiada penolakan. (1)

Ditolak? Jangan mundur, jangan putus asa. Perjuangkan jika kau yakin dalam hati. Ditolak belum tentu ditolak. Ditolak adalah cara mengukur dalam kesungguhan mu.

De Huize Sustaination, 21 Desember 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 77

Catatan Kaki

1. Puisi ini terinspirasi oleh apa yang dikatakan Rumi sbb :
Aku lebih memilih mencintai dalam diam
Karena dalam diam tak kutemui penolakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline