Lihat ke Halaman Asli

Alternatif Solusi Vote-Bombing di Kompasiana

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13331586461503619850

Menarik juga mengamati kasus-kasus nyeleneh soal penggelontoran voting artikel biar masuk kategori TERAKTUAL/INSPIRATIF/BERMANFAAT/MENARIK dengan cara nyeleneh juga. Penggunaan akoun kloningan untuk membuat banyak nilai dan dilakukan di pagi hari, efeknya adalah link pada tulisan itu yang selalu muncul di bagian kanan halaman kompasiana. Efek yang diharapkan tentunya artikel itu akan memancing banyak pengunjung. Efek sampingannya jika di artikel itu ada link ke sumber lain misal ke blog yang bersangkutan tentunya akan ada pengunjung yang terpancing masuk ke blog tersebut. Mungkin demi meningkatkan traffic pengunjung karena pada blog tersebut dipasangi ad sense atau iklan per klik lainnya.

Dengan kasus ini kemudian banyak kompasianer lain yang murni terganggu dan mungkin haknya jadi diambil oleh pelaku ini maka terus banyak komplain yang ditujukan ke admin. Bahkan sampai muncul usulan tentang penghapusan kolom Ter-Ter tadi. Kalau saya lihat selama ini admin belum bisa melakukan tindakan apa-apa kecuali akhirnya setelah dapat dipastikan dengan memblokir akoun kompasianer yang dicurigainya. Dalam prakteknya tentu akan sulit memantau hal ini karena akan banyak akoun-akoun baru kloningan yang muncul. Ibarat peribahasa “esa hilang dua terbilang” atau “mati satu tumbuh seribu”, karena memang sepertinya sudah penyakit.

Beberapa rekan kompasianer mencoba untuk membantu mengatasi dengan mencari sang pelaku. Hal ini telah dicoba antara lain dengan memasang deteksi IP addres, mencoba menganalisis isi tulisan satu dengan yang lain, dan beberapa usaha lainnya. Akan tetapi menurut saya hal itu akan tetap tidak efektif jika sistemnya sendiri tidak diusahakan untuk mencegah pembentukan akoun kloningan untuk tujuan mendongkrak voting ini.

Upaya mendongkrak voting penilaian ini kalau saya istilahkan sebagai vote-bombing. Efek dari bom yang membabi buta akan langsung membuat perubahan drastis, termasuk dalam hal ini bisa membuat artikel mendapat penilaian tinggi. Artikel akan langsung nangkring di bagian kolom teraktual. Bahkan bom ini bisa digunakan sekaligus untuk membuat artikel mendapat voting teraktual, sekaligus inspiratif, bermanfaat juga dan menarik. Hopo tumon ??? Artikel yang dapat empat jenis penilaian sekaligus seperti ini sih mungkin idealnya bukan artikel tulisan manusia biasa.

Untuk mengatasi seperti ini sebenarnya cukup mudah. Idenya bukan ide orisinal dari saya, melainkan hanya meniru pada forum-forum diskusi yang ada di internet, seperti kaskus atau lainnya. Di sana juga ada hak anggota untuk menentukan kualitas dari postingan, bahkan penilaian bisa berupa baik atau malah penilaian yang bersifat negatif. Kalau di kaskus dukungan suara diberi option untuk memilih warna hijau yang kemudian muncul istilah pemberian cendol ijo. Penilaian yang negatif muncul berupa option untuk memilih tombol warna merah yang sering digunakan para kaskuser dengan istilah dilempar bata. Setiap postingan tentunya diinginkan untuk mendapatkan cendol ijo sebanyak-banyaknya dan tidak mau dilempar bata sama kaskuser lainnya.

Dalam hal penilaian tersebut memang ada juga yang berusaha nakal dengan jalan membuat akoun kloningan. Pada prakteknya di kaskus untuk dapat membuat akoun kloningan tetap mudah hanya saja untuk dapat menjadi seorang kaskuser yang punya hak untuk melakukan vote yang tidak mudah. Ada tingkatan kelas-kelas dari seorang anggota forum tersebut, mulai dari newbie, kaskus geek, kaskuser, kaskus addicted, kaskus geek, kaskus donator dan sebagainya. Seorang newbie tidak memiliki hak untuk memberikan penilaian. Pengelompokkan ini bisa berdasarkan jumlah postingan, jumlah komentar yang tidak asal komen membuat junkies saja (nge-junk) yaitu komentar umum tanpa tahu isi postingan karena tidak membaca isinya, atau jumlah penilaian yang masuk. Semua jadi terakumulasi untuk digunakan sebagai dasar pengelompokkan makanya di forum-forum tersebut sering jadi kebanggaan sendiri jika satu akoun sudah naik kelas yang lebih tinggi.

Sistem pengelompokkan anggota seperti itu secara tidak langsung dapat menyaring anggota untuk tidak bertindak semaunya. Hal ini dapat memfilter anggota untuk tidak bertindak semaunya.
[caption id="attachment_179346" align="aligncenter" width="525" caption=""][/caption]
Prinsip yang sama juga diterapkan pada aplikasi Yahoo! Answer atau Y!A. Setiap orang dapat membuat akoun di Yahoo! Answer sebanyak-banyaknya. Akan tetapi untuk keperluan penilaian jawaban yang dianggap baik dan memberi konsekuensi skor bagi yang dinilai hanya anggota tertentu. Anggota baru tidak berhak melakukan penilaian.

Sepertinya dengan modifikasi sistem keanggotaan Kompasiana seperti pada Kaskus atau Yahoo! Answer itu maka kejadian yang tidak mengenakkan seperti yang telah terjadi tidak akan terulang lagi. Anggota kompasianer baru harus melakukan langkah banyak misal mulai dari memverifikasi anggota, membuat postingan minimal 10 kali, memberikan komentar minimal 100 kali dan sebagainya.

Memang tidak menutup sistem itu juga bisa ditempuh akoun-akoun kloningan, namun mereka harus melakukan langkah positif terlebih dahulu. Tidak serta merta mereka langsung punya kemampuan untuk memberikan suara penilaian, yang pada akhirnya disalahgunakan untuk melakukan vote-bombing seperti yang sekarang diributkan itu. Memang efeknya juga menghambat bagi kompasianer baru yang benar-benar ingin menulis baik atau ingin menimba ilmu di wadah citizen journalism ini. Akan tetapi secara tidak langsung justru hal ini akan memancing mereka untuk dapat menghasilkan tulisan juga di kompasiana. Nah bisa tidak pengelola Kompasianer mempertimbangkan sistem ini ???

Kalau saya pribadi daripada keloningan, tetap enakan kelonan…..

Salam semuanya….

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline