Lihat ke Halaman Asli

Indrian Safka Fauzi

Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

Kritik Membangun untuk Sesama Kompasianer Itu Perlu

Diperbarui: 16 September 2022   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kritikan itu Sejatinya Diperlukan (Sumber: Freepik)

Ah Siang ini hujan Sahabat Kompasianer dan Readers~

Udah bahas humor pagi-pagi tadi.

Saatnya bahas yang esensial untuk sesama penulis di kompasiana.

Saya sejatinya bangga dengan Kritikan-kritikan yang diberikan oleh rekan Kompasianer, Salah satunya dari Kakak Kompasianerku Indah Novita Dewi. Beliau begitu peduli dengan kritikan yang diberikan penuh informasi dan aktualitas yang membumi. Berkat kritikannya, saat saya dilanda kebingungan mau nulis apalagi karena ilmu pengetahuan semasa saya belajar sudah habis disharekan, beliau mengingatkan jangan lupakan hal-hal sepele. 

Ternyata benar juga kritikan Kakak Indah. Tulisan saya berikutnya cukup banyak mendapatkan vote dan apresiasi dari Rekan Kompasiana, walaupun inspirasi itu terkesan saya paksakan dan bermunajat memohon kepada Allah agar dapat Ilham. 

Allah memang tidak tidur, berkat doaku agar bisa berbagi kepada rekan Kompasianer dan Reader setiaku. Sampai saat ini masih mengalir saja ide-ide apa saja yang bakal saya tulis. Alhamdulillah. Terima kasih Yaa Allah.

Kedua dari Engkong Felix Tani yang saya banggakan. Beliau hadir ditulisan saya tak jarang memberikan tantangan melalui kritiknya. Seperti saat saya membahas Aktivasi Kecerdasan Intuisi di artikel tentang Insting. Saat itu saya menerima tantangan dari Engkong di Malam hari. Dan saya memikirkan apa yang akan saya tulis esok hari tentang Intuisi besok pagi sesuai janji saya.

Alhamdulillah Allah memberkati, saya diilhami pengetahuan-NYA saat pagi harinya. Tulisan yang cukup panjang dan dibagi beberapa part mengupas tuntas tentang intuisi yang sudah maju berdasarkan pemikiran saya, saya tulis dan pertimbangkan selama 2 jam, menulis dari pagi-pagi sekali. Engkong Felix pun merespon bahwa tulisan saya menarik, dan saya diberikan wawasan intuisi berdasarkan sudut pandang beliau. Ah senangnya bisa saling berbagi.

Demikian sependek kisah saya tentang esensialnya Kritik. Kritik yang membangun walau pedas pedas cabe rawit, sejatinya bikin semangat dan kita sadar agar tetap berkarya dan terus berkarya. Tapi Aktualitas sebuah kritik itu syarat yang paling utama. Jangan ada penyesatan dan dusta dalam kritik. Agar kita tidak menyesal atas kritik yang kurang relevan kita berikan pada seorang yang menjadi target. Kata-katamu terkadang bisa memakanmu lho!

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 16 September 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline