Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Cara Praktis Mengatasi FOMO Pasca Pandemi

Diperbarui: 21 Oktober 2021   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fear of missing out pasca pandemi dan cara praktis mengatasinya | Dokumen diambil dari unsplash.com/lukeporter

Jangan biarkan kecemasan dan ketakutan menghimpit hati dan pikiran Anda. Lakukan hal yang baik tanpa harus membanding-bandingkannya dengan apa yang dilakukan orang lain secara berlebihan.

Awal semester kuliah di musim dingin (winter semester) menyisakan pengalaman baru dan aneh. Tidak biasanya merasakan suasana batin seperti semester di bulan Oktober ini.

Apa yang berbeda? Tentu bukan karena jumlah orang di kampus atau juga bukan karena situasi pandemi yang belum pasti berakhir, melainkan perasaan-perasaan yang muncul spontan dalam hati dan pikiran.

Selasa 19 Oktober 2021 kemarin, menjadi hari pertama setelah dua tahun hanya mengikuti kuliah online, meski cuma sesekali saja. Selain itu ada juga beberapa pertemuan online.

Ada perasaan yang tidak bisa disembunyikan adalah bahwa ada rasa takut ketinggalan atau dalam bahasa yang lebih elegan dikenal dengan sebutan "Fear of missing out." 

Apa itu fear missing out?

Fear of missing out (FoMO) adalah satu bentuk ketakutan atau kecemasan dan kekhawatiran sosial. 

FoMO bisa disebut sebagai satu fenomena sosial yang muncul karena pengalaman kehilangan interaksi sosial, pengalaman yang tidak biasa, atau peristiwa memuaskan lainnya dan seseorang tidak dapat mengikuti perkembangan terkini.

Apa saja gejala yang mengindikasi seseorang sedang mengalami FoMO?

Fear of missing out disadari melalui gejala-gejala seperti ini:

  1. Anda merasa cemas karena tidak tahu apa yang dilakukan teman-teman Anda di kampus saat ini.
  2. Anda cemas kalau orang lain atau teman lain menjadi lebih maju dalam kuliah dan pekerjaannya atau menjadi lebih sukses.
  3. Sedih karena ketika teman-teman bisa bertemu dan bersenang-senang, sedangkan Anda masih harus mengurus sesuatu dan akhirnya tidak bisa hadir di sana.
  4. Sering cemas dan takut ketika Anda mempersiapkan sesuatu entah itu tulisan, gambar misalnya di platform media sosial. Takut dianggap terlalu narsis, tidak mendalam dan tidak berisi, takut tidak mendapatkan label dan lain sebagainya.
  5. Kehilangan konsentrasi pada waktu belajar atau sedang mengikuti kuliah, karena pada saat itu juga muncul dorongan bahwa Anda harus mengirim pesan tertentu kepada teman, orangtua atau teman kerja.
  6. Gelisah dan cemas saat makan di restoran atau juga sedang bekerja di perusahaan, karena macam-macam alasan seperti, takut terkena virus Corona, takut gaji terlambat, takut kesulitan di tanggal tua, dan lain sebagainya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline