Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Membongkar Misteri Ae Puu dan Centrosema Virginianum di Flores

Diperbarui: 30 Maret 2021   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batu hidup (Dokumentasi pribadi)

Manusia membutuhkan air untuk kehidupan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari, baik untuk di rumah, di kantor, dalam perjalanan, dan lain sebagainya. 

Air memiliki fungsi penting bagi manusia dan lingkungan hidupnya. Air tidak hanya memiliki fungsi yang terikat dalam kaitannya dengan kebutuhan sehari-hari saja, tetapi fungsi air bisa lebih besar lagi dari itu, sejauh manusia bisa mengolah dan mengubahnya. 

Kesadaran seperti inilah yang menggerakan saya pada liburan musim panas tahun 2019 lalu mengunjungi suatu mata air di desa Kerirea, Kabupaten Ende, Flores NTT. 

Mata air itu sudah lama dikenal masyarakat setempat, bahkan tempat itu disebut dalam ucapan masyarakat asli sebagai Ae Puu atau sumber mata air. 

Sejak masa kecil saya sudah mengenal mata air dengan sebutan Ae Puu. Ae dalam bahasa Ende berarti airsedangkan Puu berarti pangkal atau sumber.

Sebagai sumber mata air, kesejukan dari Ae Puu itu tidak bisa ditandingi. Ae Puu bahkan bisa diminum mentah. Berjam-jam kalau dilarutkan dalam gelas, orang tidak akan menemukan zat kapur di dalam air itu. 

Bagi saya, ketiadaan zat kapur itu adalah bukti bahwa air dari sumber mata air Ae Puu itu sungguh bersih. 

Saya masih ingat sebelum tahun 1992, sumber mata air itu menjadi salah satu sumber air minum yang diambil masyarakat sekitar secara manual dengan menggunakan bambu dan sarana lainnya. Air itu dipakai untuk minum dan memasak makanan. Tentu, dari mata air itu dipakai juga untuk mandi dan beberapa kebutuhan lainnya. 

Ya, kesegaran yang tiada tara bisa dinikmati kapan saja secara gratis. Umumnya, dipakai oleh petani desa yang setelah bekerja kebun mereka.

Tahun 1992 adalah tahun mengenaskan bagi Flores secara keseluruhan melalui peristiwa gempa bumi yang dahsyat, tepatnya pada 12 Desember 1992. 

Pasca gempa dahsyat itu, desa Kerirea pun menerima bantuan beberapa proyek jalan desa dan proyek air minum. Dua proyek itu adalah proyek swasta yang merupakan bantuan dan kerja sama dari orang Jerman. Nama proyek itu adalah Proyek Pembangunan Swadaya Tani Masyarakat (PPSTM). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline