Lihat ke Halaman Asli

Galih Prasetyo

TERVERIFIKASI

pembaca

Saat Agen Sepak Bola Jadi Pelaku Pencucian Uang

Diperbarui: 8 September 2020   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fali Ramadani bersama Luka Jovic saat diperkenalkan di Real Madrid | infosport

Menjadi agen sepak bola mungkin saat ini jadi salah satu pekerjaan yang diminati banyak orang. Uang tentu jadi alasan utamanya. Agen sepak bola saat ini menjadi bagian penting di sepak bola modern. Nama-nama beken seperti Mino Raiola dan Jorge Mendes merupakan orang dibelakang layar dari pertunjukan bintang sepak bola di lapangan hijau.

Di musim bursa transfer seperti saat ini, sang agen bekerja ekstra keras. Ia harus mengurus para pemainnya, entah itu perpanjangan kontrak dengan klub lama atau negosiasi untuk pindah ke klub baru. Tak jarang sosok agen ini kemudian jadi kambing hitam klub saat tak berhasil mengontrak atau merekrut pemain. Mino Raiola di klub Juventus dan Milan jadi salah satu contohnya.

Terlepas dari kemampuannya 'merawat' bintang sepak bola. Pekerjaan seorang agen sepak bola juga bisa bersinggungan dengan tindakan kriminal. Hal itu juga yang dilakukan seorang agen bernama Fali Ramadani. Namanya mungkin terdengar asing bagi pencinta sepak bola. Wajar saja, agen bernama lengkap Abdilgafar Fali Ramadani tersebut bisa dibilang belum satu level dengan Raiola ataupun Mendes.

Fali diketahui menjadi agen untuk sejumlah pemain dari Serbia dan negara-negara Balkan. Stevan Jovetic, Adem Ljaji, Valon Behrami hingga striker Real Madrid, Luka Jovic diketahui berada di bawah naungan pria yang pada 2015 masuk sebagai nominasi agen terbaik dunia versi Globe Soccer Awards. Fali juga menjadi agen Miralem Pjani yang beberapa waktu lalu pindah dari Juventus ke Barcelona. 

Sayang karier Fali di sepak bola harus tercoreng. Otoritas hukum Spanyol pada Februari 2020 lalu mendakwa Fali dan rekan-rekannya terlibat dalam kasus pencucian uang dan pelanggaran pajak. Ia juga diduga terlibat dalam jaringan internasional organisasi kriminal pencucian yang disebut Lanigan.

Pihak kepolisian Spanyol seperti dikutip dari laporan Marca menyebutkan bahwa Fali didakwa sejumlah pelanggaran berasal dari laporan yang diterbitkan jaringan The Black Sea dan European Investigative Collaborations (EIC), yang menjadi bagian dari Football Leaks.

Menurut laporan The Black Sea dan EIC, Fali yang kelahiran Jerman tersebut mengatur transfer fiktif pemain sepak bola melalui klub sepak bola yang sudah ia kendalikan. Kok bisa seorang agen sepak bola mengatur klub sepak bola? Coba tengok saham Wolverhampton Wenders, di sana akan muncul nama Jorge Mendes.

Ya, agen dari Cristiano Ronaldo tersebut diketahui memiliki saham di Wolves. Tak mengherankan jika Wolves saat ini memiliki banyak pemain asal Portugal. Kembali ke kasus Fali.

Hasil dari investigasi Kementrian Dalam Negeri Spanyol menyebutkan bahwa Fali mengendalikan transfer fiktif tersebut di tempat tinggalnya, Kepulauan Balearic dan di sejumlah kota terkenal di Spanyol seperti Barcelona dan Madrid.

Lewat perusahaan agensi yang ia miliki bernama Lian Sports, Fali bersama istri dan seorang rekannya bernama  Nikola Damjanac, eks kiper Partizan, mengatur perpindahan pemain dari satu ke klub lain. Lantas apa yang salah dengan proses seperti itu?

Penyidik dari Unit Investigasi Penipuan (ONIF) Spanyol menyebutkan bahwa Lian Sports memperkerjakan pemain yang tidak pernah bermain untuk satu klub. Namun kemudian si pemain direkomendasikan ke klub lain dengan nilai jual tinggi. Kasus ini terbongkar pertama kali di klub Siprus, Apollon Limassol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline