Lihat ke Halaman Asli

Galih Prasetyo

TERVERIFIKASI

pembaca

Rusia Tak Hanya Punya Abramovich tapi Juga Sergey Galitskiy

Diperbarui: 3 September 2020   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sergey Galitskiy | thesefootballtimes

Jika bicara sepakbola Rusia saat ini, kita pasti langsung mengarahkan pikiran kita pada milioner Negeri Beruang Merah itu, Roman Abramovich, sang pemilik Chelsea. Abramovich mendadak beken di kancah sepakbola internasional setelah mengambil klub London itu pada 2003 silam. Dengan durasi waktu negosiasi hanya 10 menit, pria kelahiran Saratov, Rusia itu langsung menggelontorkan 160 juta euro atau setara Rp 2 triliun demi bisa menjadi pemiliki klub berjuluk The Blues tersebut.

Dikutip dari standard.co.uk, Ketua Eksekutif Chelsea saat itu, Trevor Birch menyebut awalnya ia tidak mempercayai keseriusan Abramovich untuk bisa mengelola Chelsea. "Bahkan saya tidak mendapat informasi apapun tentang dirinya di Google," kata Birch saat itu. Abramovich menjadi representasi orang Eropa Timur utamanya Rusia saat muncul di Negeri Barat, penuh misteri dan tertutup. Meski dianggap penuh misteri, Brich kemudian mengakui bahwa kedatangan Abramovich di Chelsea membawa angin perubahan di sepakbola Inggris. "Ini perubahan terbesar dalam sepak bola Inggris yang pernah saya lihat," kata Birch.

Ucapan Birch benar adanya, kekuataan uang yang dimiliki Roman Abramovich sukses membangun kerajaan baru Rusia di negeri yang dianggap sebagai kiblat sepakbola industri saat ini. Chelsea berhasil 'disulapnya' menjadi klub pendobrak monopoli Man United, Arsenal, dan Liverpool di Liga Primer Inggris. Kasarnya, Chelsea naik kasta pasca kedatangan Abramovich. 

Andai ke depan Abramovich meninggalkan Chelsea, suporter The Blues akan tetap mengenangnya sebagai sosok besar yang membuat klub itu disegani lawan. Meski harum di Inggris, nama Abramovic justru tidak seharum dengan sosok lain di kampung halamannya. Ialah Sergey Galitskiy yang dianggap orang Rusia sebagai tokoh dibalik kemajuan sepakbola Rusia di era modern saat ini. Siapa Sergey Galitskiy?

Secara perawakan, Anda pasti tidak akan pernah mengira Galitskiy yang bertubuh kurus dengan mata yang rada celong seperti orang Rusia pada umumnya ternyata memiliki kekaisaran perusahaan ritel yang memiliki 6000 truk, mempekerjakan 20 ribu supir, dan membuka 12 ribu toko ritel di seluruh penjuru dunia. Ia kemudian dianggap sebagai salah satu pengusaha terkemuka di Rusia semenjak mampu mempekerjakan 260 ribu pekerja. 

Di balik melesat bisnis yang ia kelola, Galitskiy seperti memiliki kewajiban untuk membangun sepakbola negerinya tersebut. Bukan sekedar masuk ke dalam bisnis sepakbola, Galitskiy memiliki visi misi yang lebih dari sekedar mengeruk uang dari lapangan hijau. Galitskiy misalnya tak lelah membangun klub kecil, FC Krasnodar. Krasnodar ialah klub baru, Galitskiy membangunnya pada 2008 lalu, dari nol klub ini ia bangun hingga mampu menebus babak kualifikasi Liga Europa pada 2015/16. Prestasi yang terbilang sangat bagus untuk klub dengan materi pemain seadanya.

Yang menarik seperti diberitakan thesefootballtimes.co, Galitskiy tidak mengambil jalan pintas seperti milioner lainnya di sepakbola, ia menjauh dari hingar bingar pemberitaan olahraga dan lebih memiliki fokus 'bayinya' tersebut. Ia tidak mau menarik massa dan kemudian mengoyak-ngoyak 'bayinya' yang belum sanggup untuk berlari tersebut. Sosoknya sangat penyabar dan terlihat seperti tidak ambisius, meski memiliki plaform yang jelas untuk membangun sepakbola Rusia. 

Galitskiy sendiri merupakan orang Rusia yang menghabiskan masa mudanya saat era Uni Soviet masih jaya. Tak heran, sama dengan pemuda di usianya saat itu, ia lebih memilih untuk bermain sepakbola. Sayang karier profesionalnya tak pernah ia tekuni, skill yang kurang jadi alasan utamanya. Galitskiy menyerah?

Tidak, ia masih mencoba untuk membuat harum nama Uni Soviet lewat arena olahraga, gagal di sepakbola, ia coba menjadi atlet catur, olahraga yang sangat populer di Rusia. Kariernya di catur pun tak mulus, hingga akhirnya ia lebih memilih untuk fokus di dunia pendidikan dan berhasil menjadi kandidat Master of Sport, pengakuan tertinggi di Rusia dari bidang olahraga.

Ketekunannya untuk mempelajari seluk beluk olahraga di luar arena pertandingan membuatnya semakin yakin untuk konsentrasi membangun kebesaran nama Rusia di era Uni Soviet. "Konsentrasi selalu menjadi hal penting bagi saya untuk terus di bidang ini," kata Galitskiy. Sekilas ucapan ini sangat mirip dengan apa yang dikatakan oleh pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson. Ya, Galitskiy memang mengakui bahwa dirinya ialah pengangum Sir Alex. 

Salah satu hal yang sangat dipelajari oleh Galitskiy dari pria Skotlandia tersebut ialah bagaimana membangun tim besar dari sebuah akedmi sepakbola yang dikelola secara profesional. Class of 92 ialah hasil nyata bagaiman Sir Alex sangat konsen membangun sepakbola dari sebuah akademi sepakbola. Hal itu juga yang kemudian dilakukan oleh Galitskiy di Krasnodar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline