Lihat ke Halaman Asli

Tawuran Ala Kompasiana

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan pernah berharap bahwa negeri sebesar Indonesia ini akan menjadi lebih baik kondisinya jika negeri maya sekecil Kompasiana saja, rakyat yang ada didalamnya masih belum mampu memaknai dengan baik tagline Sharing, Connecting dalam setiap postingan dan komentarnya.

Mengapa kompasiana dijadikan acuan akan baik dan tidak baiknya negeri ini?, karena kompasiana adalah salah satu tempat berkumpulnya manusia dari ragam suku, budaya, bahasa, agama, profesi, pilihan politik, dll. Kompasianer memiliki modal kecerdasan  seperti modalnya para pendiri dan pejuang republik ini dahulu saat merebut kemerdekaanya dari penjajah.

Tetapi sangat disayangkan kecerdasan tersebut tidak termanfaatkan dengan baik oleh sebagian kompasianer sebagai bentuk sumbangsih bagi perbaikan negeri ini. Indikasi belum termanfaatkan dengan baik potensi yang dimiliki oleh kompasianer adalah dengan semakin banyaknya postingan-postingan dan komentar-komentar yang masuk dalam kategori tidak sehat akhir-akhir ini.

Artinya dalam skala kecil seperti kompasiana saja kita masih belum bisa membumikan makna sharing, connecting, apalagi dalam skala yang lebih besar untuk "berbhineka tunggal ika"-nya Indonesia. Lihatlah kemampuan para kompasianer yang dianggap cerdas itu dalam menanggapi sebuah postingan yang berseberangan dengan pendapat dan pemikirannya.  Caci-maki, ejekan dengan memberikan gelar-gelar yang tidak baik kepada sang penulisnya dan hanya sedikit yang mampu menyanggahnya dengan komentar elegan dan artikel yang sebanding.

Kita lebih disibukan melemparkan "kotoran" kepada pihak yang berseberangan dengan harapan diri kita menjadi lebih bersih. Semakin banyak umpatan, ejekan kepada pihak lain semakin memiskinkan kita akan kata-kata bijak yang argumentatif. Kita lebih suka menjadi bagian dari pelaku tawuran dikompasiana ini, daripada menjadi penengah diantar pihak yang bertikai. Posting dan komentar kita sarat benci daripada sarat cinta, sarat dendam daripada sarat perdamaian.

Kalau tak mampu memberikan komentar dengan bahasa yang baik terhadap isi sebuah postingan, apalagi melakukan counter opini terhadapnya lebih baik jangan sia-siakan kecerdasan intelektual yang kita miliki!.

sumber gambar : kompasiana.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline