Lihat ke Halaman Asli

indarti fareninda

Investigative Mind Journey

If Luv Isn’t Blind, Ya Udah Merem Aja Sekalian....

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ana behibek (Arab), Mahal kita (Filiphina), Volim te (Kroasia), Toi yeu em (Vietnam), Ik hou van jou (Belanda), Kia hoahai (New Zealand), dan Ek is lief vir jou (Afrika). Merasa asing dengan kata-kata ini? Sebenarnya jika kita membuka kamus atau internet, maka kita akan menemukan kalau semua kata tersebut memiliki satu arti yang sama yaitu : “I Love You”. 3 kata yang dikenal orang sebagai “magic word” ini, memang merupakan kata-kata yang paling populer di dunia. Bagaimana tidak, setiap manusia pasti pernah dan akan mengalami serta merasakan yang namanya “cinta”.

Tapi jika ada seseorang yang bertanya kepada kita. Apa arti cinta itu? Apakah kita akan mampu menjawabnya? Kebanyakan dari kita mungkin biasanya akan mengelak dengan bilang kalau cinta itu hanya bisa dirasakan dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Jika cinta memang sulit didefinisikan, pertanyaan berikutnya. Apa semua cinta itu sama?. Apakah perasaan cinta terhadap kekasih bisa kita samakan dengan perasaan cinta yang kita rasakan terhadap orang tua atau teman kita?. Ternyata menurut Wikipedia, para ahli didunia telah berhasil mengklasifikasikan cinta menjadi berbagai kelompok, antara lain:
• Cinta terhadap keluarga
• Cinta terhadap teman-teman atau philia
• Cinta yang romantis atau disebut juga asmara
• Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau eros
• Cinta sesama manusia atau juga yang disebut kasih sayang atau agape
• Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisme
• Cinta akan negara atau patriotisme
• Cinta akan sebuah konsep tertentu (cinta kepada jiwa, hukum, suatu organisasi, makanan, uang, belajar, kekekuasaan, popularitas, dan sebagainya) atau obsesif

Lalu apakah cinta hanya persoalan emosi semata-mata? tidak adakah penjelasan ilmiah tentang bagaimana kerja otak, perasaan, dan tubuh kita sampai kita bisa merasakan “cinta”?. Ternyata menurut situs che-mis-try.com, para ahli berhasil menemukan fakta bahwa ada reaksi kimia, biologis, dan fisika yang bekerja di tubuh dan pikiran manusia saat ia jatuh cinta. Aktivitas ini tidak terlepas dari peranan senyawa-senyawa kimia yang membentuk rasa cinta diantara keduanya. Salah satu senyawanya yang paling dominan adalah senyawa feromon.

Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin yang aktif ketika dewasa (baligh). Senyawa feromon dapat mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil manusia dan diklaim mempunyai andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia pada manusia yang lain. Prosesnya adalah ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon akan berhembus dari tubuh, lalu senyawa ini akan tercium oleh VNO di hidung dan selanjutnya sinyal ini akan diteruskan ke hipotalamus (yang mengatur emosi manusia) agar memberikan respon atau tanggapan. Hanya sepersepuluh ribu detik, maka akan ada respon dari otak melalui perubahan psikologis tubuh manusia baik itu perubahan pada detak jantung (berdetak lebih kencang), pernafasan (beraturan atau tidak), temperatur tubuh (panas dingin), peningkatan pada kalenjar hormon baik itu kalenjar keringat, dan kerja dari produksi hormon testoteron (pada laki-laki) atau hormon esterogen (pada wanita). Selanjutnya hipotalamus akan merangsang pembentukan senyawa kimia lain yaitu senyawa phenyletilamine (PEA), dopamine, nenopinephrine, senyawa endropin, dan senyawa oksitosin. Senyawa PEA, dopamine, dan nenopinephrine memberikan respon tersipu-sipu atau malu ketika berpandangan dengan orang yang dicintai. Senyawa Endropin akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Sedangkan senyawa oksitosin berperan dalam membuat rasa cinta itu mesra.

Gawatnya ternyata kedua senyawa terakhir yaitu : endropin dan oksitonin memiliki efek samping yang sangat dahsyat.
Endropin ternyata bisa membuat manusia gila untuk sementara. Gila dalam artian, logikanya terhambat hingga tidak bisa berpikir rasional, akibatnya tidak bisa melihat kesalahan yang dilakukan pasangannya. Untungnya fase seperti ini hanya berlangsung 0-4 tahun.
Kalo senyawa Oksitonin, sejak dahulu memang sudah dijadikan tersangka penyebab : why people having sex (for a bad or even good reason?). Dan sialnya, Oksitonin ini juga tidak permanen, hanya mampu bertahan 5-15 tahun….. (normalnya)

Whatever segala macam teori tentang cinta. Seperti kata Shakesspeare “Jika Cinta Memanggilmu, Maka Ikutilah Ia”. Tapi bagaimana seandainya dengan mengikuti cinta, kita malah hanya bisa mendapatkan sakit hati?
“Cinta tetaplah cinta seberapapun ‘sakit’nya ia “karena itulah orang-orang menyebut jatuh cinta bukan sebaliknya karena lebih banyak sakitnya” (Mira.W. Cinta Menyapa Dalam Badai & Bukan Cinta Sesaat).
Kata orang bijak : “Kita belum merasakan cinta jika belum patah hati”. So, if love isn’t blind? Tetaplah memejamkan mata & nikmati saja.
Mengutip status FB seorang teman : Mari Hadapi dunia dengan menari…. Cheers ^0^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline