Lihat ke Halaman Asli

Petani Millenial

Public Relations

Mengenal Hama dan Penyakit Tanaman Timun dan Cara Pengendaliannya

Diperbarui: 6 April 2021   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutu Kebul (Sumber: news.agropages.com)

Dalam budidaya tanaman sayuran ataupun buah-buahan, pengamatan lapangan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang terjadi dengan tanaman yang kita tanam, temasuk macam-macam serangan hama dan penyakit yang menyerangnya.

Hal ini Pengamatan yang dilakukan akan menghasilkan cara-cara pengendalian hama dan penyakit yang sangat berguna demi memperoleh hasil produksi secara maksimal dan meminimalisir kerugian petani timun. 

Sebelum mulai melakukan budidaya tanaman timun, Anda harus paham benar mengenai resiko yang akan menyebabkan tanaman tersebut rusak. Berikut adalah penjelasan jenis dan cara pengendalian hama tanaman timun :

1. Kutu Thrips

Menyerang timun dengan gejala daun keriting dan menggulung sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan tidak normal. Hama ini menghasilkan (telur secara partenogenesis tanpa kawin) dan sekali bertelur menghasilkan 80-120 butir dan siklus hidup hama thrips sangat pendek. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/ liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter

2. Kutu daun (Aphids)

Kutu daun ini sangat bervariasi ada yang berwarna hijau, kuning, hitam dan merah tergantung jenisnya. Yang umum dikenal adalah Aphis gossypii dan Myzus persicae. Kutu ini bereproduksi dalam 2-3 hari, sehingga populasi kutu daun ini akan berkembang dengan sangat cepat.

Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/ liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gr/liter

3. Kutu kebul atau kutu putih

Dikenal juga sebagai kutu putih karena memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat. Selain berkembang biak dengan kawin seperti pada umumnya, hama ini juga mampu bertelur secara partenogenesis (Tanpa kawin).

Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter

4. Ulat grayak (Spodoptera litura)

Hama ini biasanya menyerang daun dan buah mentimun yang masih muda pada stadium larva. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter

5. Pengorok daun (Liriomyza sp)

Biasanya hama ini merusak daun dengan mengorok daun dan menginggalkan bekas korokan, daun yang terserang akan terlihat alur yang tak beraturan sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan akhirnya kering. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/ liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 g/liter

6. Tungau/Mites merah

Hama tungau yang menyerang tanaman biasanya ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp). Hama ini sering dijumpai disegala musim, baik muism hujan maupun musim kemarau. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter

7. Kumbang Daun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline