Lihat ke Halaman Asli

Inayatun Najikah

Penulis Lepas, Pecinta Buku

Janji yang Ditepati

Diperbarui: 1 Maret 2023   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Saya kembali akan bercerita tentang hal-hal yang saya lewati bersama kekasih. Kali ini kisahnya tentang janji yang ia ingkari, namun ditepati. Pada waktu itu kami berbicara membahas kunjungan kerumah salah satu kawan kami. Kunjungan tersebut tak hanya kami berdua, melainkan beberapa kawan lainnya juga ikut. Saya yang notabene tak pernah kesana, bermaksud meminta dirinya untuk menemani sebagai pemandu jalan. Dan ia pun menyetujuinya.

Ketika hari pemberangkatan itu tiba, dia dengan sengaja berkata jika tak ingin ikut. Dia memilih untuk tetap tinggal saja. Sebagai manusia biasa yang memiliki emosi, tentu rasanya saya ingin marah. Mengapa janji yang sudah dia buat beberapa waktu lalu itu dengan mudahnya untuk diingkari? Dan dengan santainya dia malah menunjukkan rute perjalanan yang hendak kami tempuh.

Perasaan kecewa dan jengkel tentu saya rasakan. Dan dia adalah orang yang paling tahu perubahan mood dan mimik wajah saya ketika sedang tak baik-baik saja. Saat perubahan wajah tersebut ia ketahui, dia dengan segera membuka percakapan via online. Sebab tak enak hati jika bertanya langsung didepan kawan-kawan kami.

Saya tak langsung merespon pesannya yang berisi panggilan mesranya kepada saya tersebut. Saya berfikirnya ingin mendiamkan beberapa saat sebelum nantinya akan saya balas. Kemudian saya dan kawan-kawan berangkat menuju lokasi. Saat hendak berangkat, tiba-tiba dia menyerobot masuk kedalam mobil dan duduk disamping saya. Tentu saya kaget. Tadi bilangnya tak mau ikut, tiba-tiba sekarang sudah duduk disamping saya.

Dalam suara yang begitu lirih saya bertanya. Mengapa? Dia dengan wajah teduhnya menjawab sebab karena saya. Saya mengernyitkan dahi. Ada apa dengan saya? Saya pun akan baik-baik saja nantinya kan. Namun dia menjelaskan bahwa ia mengetahui perubahan mood saya itu. Maka karena tak ingin kekasihnya ini cemberut berlarut-larut, ia akhirnya memilih ikut. Meski kata dia sebenarnya tadi hanya bercanda menggoda saya dengan bilang tak mau ikut.

Jujur saya bahagia sebab ia menepati janjinya. Maka berkali-kali saya menatap wajahnya hingga membuatnya canggung dan barangkali juga tersipu malu. Sesekali kami saling berucap, i love you. Terimakasih sayang, kau selalu saja bisa membuat saya bahagia hanya dengan hal-hal sederhana. Dan saat kami kembali pu, ia menunjukkan sikapnya yang romantis dengan menggenggam erat jemari saya hingga sampai ditempat awal kami saat berangkat. Terimakasih kekasihku. Saya mencintaimu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline