Lihat ke Halaman Asli

Mima Bejo

Blackrose

Menghafal Aksara Jawa Lebih Mudah dengan Media "BEJO"

Diperbarui: 28 Desember 2017   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://img.okezone.com

Membuat media pembelajaran dalam bentuk seperti buku (soft/quiet book), yang terbuat dari kain flanel warna-warni. Buku ini berisi aksara jawa, sandhangan, tuladha/contoh dan gladhen/latihan. Yang dilaminating dan digunting peraksara serta diberi perekat yang bisa dipasang dan dilepas dengan mudah.

Media buku flanel ini diberi judul "BEJO" yang merupakan singkatan dari Belajar Aksara Jawa. Dan judul "BEJO" pun dipilih karena sangat identik dengan Bahasa Jawa yang artinya beruntung dan singkat agar mudah diingat. Dalam media ini juga disertai gubahan lagu untuk mempermudah dalam menghafal bentuk aksara jawa. Media ini bisa digunakan ketika pembelajaran Bahasa Jawa ataupun sedang bermain-main, karena sama seperti fungsi buku pada umumnya yang bisa dibaca setiap saat.

Media "BEJO" mempunyai kelebihan sebagai berikut harga bahan-bahannya murah dan mudah didapat, mudah dibuat karena bahannya terbuat dari kain flannel yang mudah dicari, aksara jawa mudah dimainkan karena bisa dipasang dan dilepas dengan mudah (diberi perekat), lebih simple karena dalam satu media ini sudah lengkap semua 4 in 1 yaitu aksara jawa, sandhangan, tuladha/contoh dan gladhen/latihan jadi satu. Selain itu juga dapat meningkatkan motorik halus pada anak karena memainkan panca indera seperti meraba, melihat, menempel, menarik/menggeser garis, bermain puzzle dll.

Media ini sangat mudah digunakan tanpa tehnik khusus, tinggal ambil dan ditempelkan lagi. Bisa digunakan sewaktu-waktu tanpa pengawasan, sehingga anak-anak bisa mencoba sendiri diwaktu senggang mereka.

Dan yang paling penting dalam media ini anak-anak bisa menanamkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) seperti: religius jujur, toleransi, tanggung jawab dan cinta budaya bangsa. Penerapan karakter anak yang muncul seperti religius (diawal dan diakhir terdapat bacaan basmalah dan hamdalah), jujur (setelah mengambil aksara ditempelkan lagi ketempat semula tidak disembunyikan), toleransi (antri menunggu giliran), tanggung jawab (merapikan lagi dan menaruh ditempatnya), dan cinta budaya bangsa (belajar melestarikan Bahasa Jawa karena di dalam media "BEJO" ada percakapan menggunakan basa jawa ngoko lugu).

Media "BEJO" ini digunakan ketika menyampaikan materi aksara jawa di kelas 4 semester 1. Media ini berupa seperti buku dengan bentuk yang besar. Di awal buku dilengkapi dengan bentuk boneka kartun yang lucu dan menarik. Dalam tiap lembarnya ada banyak huruf aksara yang dilaminating dan dibelkang huruf diberi perekat.

Huruf peraksara dipasangkan dengan bentuk yang mirip, misalnya aksara Ha dengan La, aksara Na dengan Ka, aksara Ca Wa Dha (aksara ini dijadikan satu karena bentuk ketiganya hampir mirip), aksara Ra dengan Ga, aksara Da dengan Sa, aksara Pa dengan Ya, aksara Nya dengan Ba, aksara Tha dengan Nga. Dan yang paling terakhir serta beda adalah bentuk aksara Ta, Ja, Ma. Karena bentuk aksara ini yang paling beda, jadi kuncinya hanya diingat bentuk aksara ini saja. Selain memasangkan dengan bentuk aksara jawa yang mirip. Untuk lebih memudahkan mengingat pasangan aksara jawanya, bisa menggunakan media menyanyi. 

Dalam media "BEJO" ini dilengkapi dengan lagu gubahan dari lagu "Burung Kakak Tua". Pasangan aksara jawa yang mirip dinyanyikan dengan lagu tersebut. Dengan media "BEJO" dan bernyanyi anak-anak lebih mudah menghafal aksara jawa. Lagunya seperti ini ha la, na ka, ca wa dha, ra ga, da sa, pa ya, nya ba, tha nga, ta ja ma, ikulah aksara jawa.

Anak-anak sambil bernyanyi diwaktu jam istirahat atau pulang sekolah. Mereka bernyanyi sambil mengingat bentuk aksara jawanya. Mereka biasanya mencoba menulis-nulis sendiri di papan tulis untuk melatih daya ingat mereka. Guru senantiasa mencoba memberi latihan dengan soal kata yang sederhana seperti kata Hana, Sapa, Raja, dll. 

Anak-anak menuliskan aksara jawa setelah mencoba menggunakan media "BEJO" dan bernyanyi. Anak-anak bisa menjawab dengan mudah dan cepat daripada menghafal aksara jawa dengan urutan pada umumnya. Di mana urutan yang ada dalam poster-poster membingungkan dan sulit untuk mengingatnya.

Dengan tidak mengurangi makna sejarah dari aksara jawa, siswa dikenalkan dulu dengan asal usul sejarah dari munculnya huruf aksara jawa. Di mana aksara jawa mempunyai sejarah di buat untuk mengenang dua utusan dari Raja Ajisaka yang sangat berpegang teguh dalam menjaga amanah sampai nyawa menjadi taruhannya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline