Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Harus dengan JK

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1396578582183491004

(sumber foto: detik.com)

Strategi PDIP dengan menyodorkan Jokowi menjadi capres sepertinya bakal menghasilkan keuntungan yang besar. Hampir semua baliho dan spanduk caleg PDIP di seluruh Indonesia mencantumkan nama dan foto Jokowi sebagai capres PDIP, di samping juga ada kata Indonesia Hebatnya. Jokowi semakin terkenal dan dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Jokowi effect benar-benar centang membahana. Maka besar kemungkinan suara PDIP akan lebih meningkat dibandingkan dengan pemilu 2009 yang lalu.

Namun demikian bukan berarti Jokowi akan sukses menjadi presiden RI pada pilpres 2014 ini. Populer belum tentu akan menang. Pesaing-pesaing berat Jokowi tentu akan menyusun strategi jitu untuk mengalahkan Jokowi. Menurut 'kaca mata' penulis, hanya ada dua orang yang layak menjadi pesaing berat Jokowi, yaitu Pak Yusuf Kalla atau lebih dikenal dengan sebutan JK dan Pak Dahlan Iskan (DI). Capres selain dua orang tersebut dianggap sebagai pesaing yang tidak terlalu berat atau sedang-sedang saja.

Jika pak JK dan Pak DI benar-benar maju sebagai capres, maka peta persaingan capres antara ketiganya akan semakin rame dan menegangkan. Ibarat permainan sepakbola, ketiga 'pemain' tersebut layak disebut pemain bintang lapangan.

Khusus capres Jokowi dan JK, apabila satu diantara keduanya rela menjadi cawapres lalu bersanding menjadi capres dan cawapres, maka itulah pasangan idealnya. Kenapa Jokowi harus dengan JK? Teman saya bilang, "Karena JOKOWI tanpa JK, jadinya OOWI".  he..he..he....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline