Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Farissa

Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

(Resolusi 2017) Tidak Men-Share Berita Hoax

Diperbarui: 30 Januari 2017   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: intisari-online.com

Tahun 2016 sudah berganti menjadi 2017. Tentu kita semua punya target, rencana-rencana atau tujuan, kalau istilah kerennya disebut Resolusi yang ingin kita capai dalam perjalanan hidup setahun ke depan. Karena bagaimanapun hidup akan terus berjalan seiring berjalannya waktu.

Tahun 2016 adalah tahun dimana saya resmi menjadi seorang blogger, karena sudah mulai blog walking. Dari situ saya punya rencana atau resolusi ke depannya. Sebuah resolusi terkait kegiatan menggunakan social media. Saya tidak tahu apakah resolusi saya ini terdengar kocak atau tidak. Barangkali ini adalah suatu kebiasaan buruk rasa kocak yang perlu kita tinggalkan. Karena ini adalah peringatan seluruh dunia yang menyatakan jika kelakuan atau kebiasaan ini merugikan orang lain.

Sebagai seorang blogger, tentu saya sangat akrab ataupun intim dengan yang namanya social media yang semakin ramai saja penggunanya. Seperti yang saya katakan, tahun sudah berganti dan sepertinya social media-pun semakin canggih saja. Namun sayang para penggunanya masih banyak yang “kurang teredukasi”, dan mencari keuntungan di  social media dengan jalan yang salah. Jadi, tidak sulit menemukan berita-berita ataupun informasi sudah dipastikan Hoax yang berseliweran baik di timeline Facebook, Twitter, Instagram ataupun social media lain.

Hoax adalah suatu kata yang berasal dari "Hocus Pocus" yang dalam bahasa Latin tertulis "Hoc est Corpus", yang artinya adalah "Ini Adalah Tubuh". Kata ini sering diucapkan penyihir untuk mengklaim bahwa sesuatu itu benar, padahal belum tentu benar. Jadi Hoax itu bisa diartikan sebagai usaha untuk memperdaya seseorang agar mempercayai sesuatu hal yang salah menjadi sesuatu hal yang benar.

Pada dasarnya, hoax memang dibuat dengan sengaja untuk menyebarkan kebohongan dan kebencian karena hanya dengan itu massa bisa digerakkan atau, sebaliknya, disuruh berdiam diri. Bergantung pada isi hoax yang disebarluaskan, dampaknya juga bisa diukur. Kalau dulu sering disebut ada politik dis-informasi, maka penyebaran hoax ini adalah kelanjutannya dan sekarang semakin luas menyebar. Kita tak boleh menganggap remeh hoax yang akan mencabik-cabik negeri ini.

Dok: hype.idntimes.coms

Di Indonesia, Berita Hoax sangat cepat sekali menyebar, terutama melalui social media. Sifat dari masyarakat Indonesia yang tidak mau atapun malas Cek and Ricek sebelum berbagi adalah penyebabnya. Jika ada berita dengan judul yang “wah”, langsung dibagikan ke teman yang lainnya. Begitu gampangnya menekan tombol share, padahal jika ternyata berita tersebut hoax, maka akan terus tersebar luas dan menyebabkannya pembodohan massal.

Saya betul-betul kesel dan sebel sama berita-berita atau informasi hoax. Saya ingat saat itu ada sebuah berita yang sangat nge-hits, menjadi buah bibir masyarakat banyak setiap pagi dan malam. Masak sih sampai mengada-ada tentang kematian seseorang segala. Bukan orang-orang biasa yang diberitakan, melainkan orang-orang terkenal yang hampir semua penduduk indonesia mengenalnya.

“Hey bro, ada super hot news nih!

“Oya, apaan tu!

“Dua penyanyi top Indonesia meninggal lho!” Satu penyanyi pop, satu lagi penyanyi dangdut!”

“Oh ya, masa’?! siapa saja? Tahu dari mana?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline