Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Islam Terhadap Perilaku Ekonomi

Diperbarui: 8 Maret 2017   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ekonomi islam adalah ilmu yang menerangkan atau mempelajari perilaku ekonomi yang diatur oleh agama islam. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berlebih-lebihan dalam hal konsumsi. Perilaku konsumen islam tidak bisa lepas oleh keimanan. Islam juga mengajarkan rasa kepedulian kita terhadap sesama contoh halnya kepdulian terhadap lingkungan, merupakan sumber peningkatan keberkahan. Dalam mengkonsumsi sesuatu kita harus mengetahui barang tersebut apakah barang itu bisa kita konsumsi atau tidak yang sesuai dengan syariat islam.karena kalau barang tersebut tidak mengikuti degan adanya syariat islam kita tidak tau barang tersebut haram atau halal untuk kita makan dan konsumsi.[1]

Dalam berbinis kita harus menggunakan etika, karena dalam berbisnis kita harus tau mana yang baik dan buruk dalam berbisnis, ada kqlanya berbisnis dengan tujuan untuk menipu orang lain ataupun konsumen, dalam syariat islam menipu orang lain adalah sesuatu yang sangat dosa dan salah, jadi kita dalam berbisnis harus tau tata cara ataupun etika dalam berbisnis tersbut. Berbisnis itu harus bisa memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen.[2]

Ada tiga aspek dalam ilmu ekonomi yaitu konsumsi,produsi dan distribusi, Untuk mewujudkan suatu kemaslahatan . konsumsi harus menijau kepada maslahah agar tetap menjaga keseimbangan antar aspek kehidupan. Produksi di lakukan secara benar agar sumber daya manusia (SDA) yang tersedia agar mencukupi secara universal terhadap umat manusia. Distribusi sumber daya harus di lakukan secara adil agar semua orang bisa memiliki peluang untuk mendapatkan maslahah untuk kehidupan mereka jadi semua harus mendapatkan sumber daya itu agar supaya semua umat bisa merasakan adanya sumber daya tersebut apabila mereka semua bisa mendapatkan sumber daya dengan mereka maka kehidupan umta akan aman dan sejahtera.[3]

Kewajiban menyatukan etika denga ekonomi memiliki resiko-resiko yang jauh dari ekonomi islam . Ketentuan –ketentuan etika islam yang akan memperjelas yang kita harapkan. Perilaku rasional kemudian akan di jelaskan secara ulang dengan mempertimbangkan juga kewajiban moral. Satu hal dari tindakan ini adalah membantu mereka yang kurang beruntung dalam keadaan ekonomi.[4]

DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja grafindo persada,2008)

Rifa’I veitzhal.Islamicbusiness and economic ethis (Jakarta:PT Bumi aksara,2012)

Naqvi Haider Nawap Syed.Menggagas ilmu ekonomi islam (yogjakarta:Pustaka belajar.2003)

[1] Ekonomi islam.(Yogjakara: PT Raja Grafindo Persada.2008) hlm 205

[2] Dr.Arfa Ananda Faisar,M.A. Islamic Business And economic ethis.(Jakarta: PT Bumi Aksara.2012).hlm 31-32

[3] Ibid Ekonomi Islam hlm 11

[4] Naqvi Haider Nawap Syed. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2003) hlm 82




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline