Lihat ke Halaman Asli

Iis Suwartini

Dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Samber THR Kompasiana, Dari Tak Biasa Jadi Bisa

Diperbarui: 8 Mei 2021   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. kompasiana

Samber THR Kompasiana merupakan kompetisi menulis yang sangat memacu kreativitas.  Membuat saya semakin penasaran untuk berkecimpung di dalamnya. Berawal dari keisengan saya  memutuskan untuk bergabung di Kompasiana pada 1 April 2021 yang berawal dari melihat tulisan kompasianer yang di posting pada FB. Dari sanalah saya mulai mencari tau tentang kompasiana. Sebelumnya saya lebih senang menulis di media cetak namun ada keinginan untuk merasakan sensasi yang berbeda.

Menulis di Kompasiana seperti ada tantangan baru.  Menulis artikel dengan sudut pandang yang berbeda dengan bahasa yang ringan namun penuh manfaat. Belum lagi berbagai kompetisi yang diadakan seperti Samber THR Kompasiana. Awalnya sempat ragu apa biasa membuat tulisan setiap harinya di tengah kesibukan yang padat. Tapi saya mulai yakin saya bisa melaluinya, karna hanya dalam hitungan minggu saja yang awalnya debutan kini sudah junior. Semakin membuat saya bersemangat masalah menang atau tidak menang tidak penting bagi saya. Yang terpenting adalah menciptakan iklim berkarya di setiap harinya.

Hal yang paling membahagiakan kini mahasiswa saya mulai rajin menulis di kompasiana.  Pada awalnya  merupakan tugas mata kuliah yang saya ampu, namun  saat ini mereka menulis dengan kesadaran sendiri. Senang rasanya bisa menggiatkan literasi. Justru kini mahasiswa yang semangatnya membara. Seringkali saya melihat karya mereka sudah muncul di Kompasiana dan masuk kategori pilihan editor. Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi seorang dosen selain melihat mahasiswanya berkarya.

Dengan menulis akan membuka wawasan kita tentang berbagai pengetahuan baru. Karena tidaklah mungkin seseorang dapat menghadirkan tulisan tanpa reverensi yang cukup. Saya pun mulai banyak membaca artikel, buku, bahkan melakukan wawancara kepada narasumber untuk dapat menghadirkan tulisan sederhana namun penuh manfaat.

Hal terkonyol yang pernah saya lakukan ketika lupa belum mengirimkan tulisan. Saya pun langsung menuliskan  tulisan tanpa melihat artikel yang sudah dimuat. Ternyata apa yang saya tulis sudah banyak yang menulis. Dari sana saya mulai memahami strategi terbaik mengirimkan artikel adalah pagi hari agar tidak sama dengan tema tulisan yang lain. Namun agak sulit bagi saya karena masih harus mengerjakan beberapa pekerjaan. 

Untuk tema ringan saya justru kurang menguasai karena sudah terbiasa gaya penulisan artikel di media cetak.  Jadi ada beberapa tulisan yang belum saya kuasai baik dalam teknik penulisan maupun gaya bahasanya. Tapi tidak masalah disitulah tantangannya, seorang penulis harus bisa menguasai berbagai genre tulisan baik di media cetak maupun di media online. 

Hal yang paling menantang yaitu mengikuti mystery topic, pernah keliling Yogyakarta untuk membeli Kojima karena di beberapa apotek sudah habis. Ditengah keputusasaan mampirlah membeli tahu gejrot, tidak jauh dari tempat tersebut terlihat apotek.  Tak disangka ternyata apotek tersebut menyediakan kojima langsung deh beli produk Kojima dalam jumlah banyak. Saya pun jadi semakin yakin  disetiap kesulitan pasti ada kemudahan. Mari giatkan literasi bersama Kompasiana. Terima kasih kompasiana menjadikan saya terampil dalam menulis. Setelah Samber THR berakhir saya pun tertarik mengikuti kompetisi yang lainnya.

whatsapp-image-2021-05-08-at-15-03-17-1-609681cad541df5fc4048452.jpeg

whatsapp-image-2021-05-08-at-15-03-17-2-609681dcd541df4a0213e156.jpeg

 dalam waktu beberapa minggu



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline