Lihat ke Halaman Asli

Gotong-royong Benahi Sarana Pendidikan dan Kesehatan di Karawang

Diperbarui: 21 Mei 2016   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah prasasti kolaborasi HfH-Pindo Deli terpampang di salah satu dinding kelas Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah (foto: dokumen HfH)

Kamis lalu (19/05), sang surya menunjukkan kedigdayaannya di Karawang. Sebuah siang yang terik, udara yang panas, dengan mudahnya membuat keringat mengucur deras. Cuaca kurang bersahabat tersebut tak terkecuali melanda Dusun Cihamulu, Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, Karawang.

Namun itu semua tak menyurutkan antusiasme dan sukacita warga untuk menghadiri peresmian Sekolah dan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah.

Para warga, bersama siswa-siswi Madrasah tampak sumringah. Sungguh sebuah hal yang menginspirasi, berada di tengah-tengah wajah-wajah yang memancarkan secercah semangat, harapan dan kebanggaan.

Bagaimana tidak, gedung Madrasah yang tadinya berdinding separuh bata, separuh triplek, lantai plesteran semen, atap bocor, sirkulasi udara yang kurang, kini telah berubah menjadi bangunan yang jauh lebih layak.

Ditambah dengan adanya fasilitas MCK yang memadai, kini kegiatan belajar-mengajar di Madrasah menjadi lebih kondusif. Sebelumnya, para siswa-siswi harus melaksanakan kegiatan MCK ini di pekarangan, ladang, atau menumpang warga sekitar madrasah.

"Dengan adanya bantuan renovasi kelas dan MCK ini, anak-anak kami bisa belajar dengan tenang,"

ungkap Amsad, penggagas sekaligus kepala sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah.

Amsad, penggagas sekaligus kepala sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Manarul Hidayah (foto: dokumen HfH)

Ada kisah menarik di balik Madrasah yang mulai dibangun sejak tahun 2005 ini. Tanah yang digunakan merupakan hibah dari warga. Secara keseluruhan, kini Madrasah menempati wilayah seluas lebih kurang 400m2 di mana sekitar separuhnya merupakan tanah milik Amsad.

Melalui swadaya masyarakat, bantuan dana pemda yang terbatas, serta gotong-royong warga, meski sangat sederhana berdirilah bangunan Madrasah.

Di area Madrasah, terdapat bangunan yang belum dapat disebut setengah jadi, masih berupa rangka dan dinding, minus atap. Melihat ciri fisiknya, bangunan tersebut tampak terbengkalai, tidak terurus dalam jangka waktu lama. Bangunan tersebut adalah calon kediaman Amsad.

Antusiasme warga dan para murid. Tampak di kejauhan, bangunan rumah Amsad yang belum jadi. (foto: dokumen HfH)

Perjuangan Amsad dalam mewujudkan fasilitas terbaik untuk anak-anak di dusunnya layak menjadi suri tauladan. Amsad menderma dalam keterbatasan, sebuah hal yang makin jarang kita temui hari-hari ini.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline