Lihat ke Halaman Asli

Ramadan dan Hidup Hemat: Menyeimbangkan Kebutuhan Spiritual dan Tanggung Jawab Finansial

Diperbarui: 17 Maret 2024   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: www.Merbeljunior.com

Bicara tentang keistimewaan bulan Ramandan pasti tiada habis-habisnya. Tidak salah jika bulan ini dikatakan sebagai bulan penuh berkah, karena banyaknya keberkahan yang diturunkan Allah di bulan ini, Bahkah didalam bulan Ramadhan ada satu malam spesial yang disebut lailatulqadar,yang memiliki nilai lebih baik dari seribu bulan lainnya. Sebagaimana firman Allah  dalam surah Al-Qadar yang artinya:

" Sesungguhnya kami telah menurunkan (Alqur'an)pada lailatulqadar. Tahukah kamu apa lailatuqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (jibril) dengan izin tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit Fajar" (QS Al- Qadar[97]:1-5)

Ramadan, adalah bulan kesembilan dalam kalender lunar Islam, merupakan waktu untuk melakukan refleksi, puasa, doa, dan kebersamaan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ini adalah periode yang ditandai dengan pembaharuan spiritual, peningkatan ibadah, dan perbuatan amal. Namun, selain signifikansi spiritualnya, Ramadan juga menawarkan pelajaran berharga dalam kehidupan. Pelajaran berharga berupa hidup hemat terutama dalam hal tanggung jawab finansial dan kebijakan.

Namun, sayangnya, saat menyusun menu buka puasa, kita sering terjebak jauh dari esensi sejati puasa itu sendiri. Terjebak dalam kesenangan menyajikan hidangan dengan berlebihan, tergoda oleh berbagai variasi makanan yang dijual, tanpa memperhitungkan kebutuhan yang sebenarnya. Akibatnya, kadang-kadang makanan harus dibuang karena tidak mampu dikonsumsi, nanguzubillahiminzalik. Ini sangat zalim karena di saat yang bersamaan ada orang lain yang membutuhkan makanan dan mungkin tidak memiliki cukup uang untuk membelinya. Kita justru kehilangan kendali dengan berlebihan mengikuti godaan syetan.

Untuk itu kita perlu intropeksi diri, merenung dan menimbang tentang apa kebutuhan yang harus dipenuhi dan apa yang  hanya sekadar keinginan belaka. Harusnya Ramadan memberikan kita nilai tambah ketaatan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT sebagai tujuan akhir yang memang kita harus capai. Kembali kepada esensi sejati puasa yang memberikan pelajaran bagi kita dalam  tindakan sehari-hari.

Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil sebagai pembentukan karakter diri dalam hal tanggung jawab finansial dan kebijakan sebagai muslim  ada dalam beberapa poin berikut:   

Menerima Kesederhanaan dan Hidup Hemat

Salah satu ajaran yang dipetik dari Ramadan adalah penekanan pada kesederhanaan dan hidup hemat. Berpuasa selama siang hari mendorong kaum muslim untuk menghargai berkah yang sering mereka anggap remeh, seperti makanan, air, dan tempat tinggal. Dengan sukarela menahan kenyamanan ini, umat Islam memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang empati terhadap mereka yang kurang beruntung dan mengembangkan rasa syukur yang lebih tinggi atas apa yang mereka miliki. 

Pelajaran Praktis dalam Tanggung Jawab Finansial

Di luar ajaran spiritualnya, Ramadan memberikan pelajaran praktis dalam tanggung jawab finansial dan kebijakan bijak. Disiplin yang diperlukan untuk menahan diri dari kelebihan selama jam puasa diperpanjang ke aspek lain kehidupan, termasuk kebiasaan pengeluaran dan manajemen keuangan. Banyak umat Muslim melihat Ramadan sebagai waktu yang tepat untuk mengevaluasi hubungan mereka dengan uang dan membuat usaha sadar untuk menghabiskan dengan bijak dan menabung untuk masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline