Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih Dekat Mengenai Hari Raya Nyepi

Diperbarui: 10 Maret 2016   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka yang jatuh pada tanggal pertama atau kesatu bulan ke sepuluh dalam Kalender Hindu. Perayaan hari raya nyepi bertujuan untuk penyucian bhuwana agung (makrokosmos/alam semesta) dan bhuwana alit (mikrokosmos/manusia) guna terciptanya kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin, terbinanya kehidupan yang berlandaskan kebenaran, kesucian, dan keharmonisan/ keindahan.

Rangkaian hari raya nyepi terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: pertama, Melasti disebut juga melis atau mekiyis bertujuan untuk melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan, serta memperoleh air suci untuk kehidupan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber/ mata air yang disucikan.

Kedua, Upacara tawur bertujuan untuk menyucikan dan mengembalikan keseimbangan bhuwana agung dan bhuwana alit baik sekala maupun niskala. Upacara ini dilakukan pada Tilem Caitra, sehari sebelum hari raya Nyepi. Dilanjutkan pula dengan acara ngerupuk/mebuu-buu di setiap rumah, guna membersihkan lingkungan dari pengaruh bhutakala. Upacara ini, di ikuti dengan  Ogoh-Ogoh yaitu boneka berbentuk raksasa sebagai simbol dari Bhutakala. Ogoh-ogoh ini merupakan cerminan sifat-sifat negative yang ada di dalam setiap diri manusia.  Ogoh-ogoh, menurut tradisi Bali di arak keliling desa bertujuan agar kekuatan negative yang ada di sekitar desa ikut bersama ogoh-ogoh tersebut. Di akhir pengarakan, ogoh-ogoh ini di bakar sebagai simbol membakar semua hal negative yang ada, sehingga dalam merayakan hari raya Nyepi, umat Hindu di harapkan merayakannya dengan daya hidup yang baru dan menghilangkan segala sifat-sifat keraksasaan.

Ketiga, Hari raya Nyepi, Sesuai dengan hakekat hari raya Nyepi maka umat Hindu wajib melaksanakan catur brata nyepi yang terdiri dari Amati Geni, tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu; Amati karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani; Amati lelungaan, yaitu tidak bepergian melainkan melakukan mawas diri; Amati lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi. Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari "Prabrata" fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24 jam).

Keempat, Ngembak Geni yang jatuh sehari setelah Hari Raya Nyepi sebagai hari berakhirnya brata Nyepi.Hari ini dapat dipergunakan melaksanakan dharma santi baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Acara ini berupa kunjung mengunjungi dalam keluarga ataupun masyarakat untuk mengucapkan selamat tahun baru agar tebinanya kerukunan dan perdamaian.

Demikian ulasan singkat mengenai Hari Raya Nyepi, yang pada hakikatnya bertujuan untuk kita sebagai manusia mengendalikan nafsu indria dan mengendalikan pikiran agar dapat memperbaiki diri dan memulai hidup dengan hati dan fikiran yang bersih. Perayaan hari raya nyepi, seharusnya dilaksnakan dengan tulus ihklas tanpa ada paksaan atau karena ikatan tertentu.

 

Sumber Refrensi:

http://www.babadbali.com/canangsari/hkt-hari-nyepi-pelaks.htm

https://balipedia.id/sejarah-nyepi/

http://addinfobaru.blogspot.com/2015/03/makna-ogoh-ogoh-dan-pengertian-nyepi.html

http://www.hindu-dharma.org/2013/03/makna-dan-pelaksanaan-hari-raya-nyepi/

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline